Kronologi Orang Utan Hope Ditembak oleh Dua Remaja Aceh Hingga Buta
Orang Utan Hope kini trauma terhadap manusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kasus penembakan orang utan Hope sungguh membuat dahi mengernyit. Betapa tidak, dua remaja berinisial AIS (17 tahun) dan SS (16 tahun) yang telah mengaku menembak kera besar betina itu hingga buta, hanya dikenai sanksi sosial. Keduanya, diminta untuk melakukan azan maghrib selama satu bulan.
Hal itu jelas diprotes oleh publik, lantaran sanksi yang diberikan dinilai tak berimbang, apalagi akan menimbulkan efek jera. Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh, Sapto Aji Prabowo, vonis itu diputuskan melalui diversi di tingkat penyidikan yang disepakati oleh penyidik kepolisian setempat, Balai Pemasyarakatan Aceh dan Dinas Sosial di ruang rapat Polres Aceh Singkil pada (29/7) lalu.
Keduanya dijatuhi hukuman ringan, karena sesuai aturan mereka masih berada di bawah umur orang dewasa.
"Menurut keterangan Undang-Undang, pelaku tergolong berada di bawah umur, sehingga penyidik dari Polda Aceh harus mendapatkan rekomendasi dari Bapas untuk penetapan tersangka," kata Sapto kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Selasa (6/8)
Usai dilakukan penilaian oleh BAPAS, ternyata pelaku dikembalikan ke orang tua masing-masing untuk pembinaan. Lalu, bagaimana sebenarnya kronologi hingga Orang Utan Hope ditembak menggunakan senjata angin oleh dua remaja tersebut? Apa yang akan dilakukan oleh BKSDA Aceh untuk mencegah hal tersebut berulang?
Baca Juga: Miris! Tembak Orang Utan Hingga Buta, 2 Remaja Aceh Divonis Baca Azan
1. Dua remaja ingin merebut anak orang utan Hope karena dinilai lucu
Sapto kemudian menceritakan kembali kronologi yang terjadi pada (10/3) lalu di kebun milik masyarakat di Kabupaten Subulussalam, Aceh. Berdasarkan pengakuan kedua remaja itu kepada polisi, mereka ingin merebut anak orang utan Hope yang masih berusia satu bulan.
"Pelaku ini menembak Hope menggunakan senapan angin, karena ingin merebut anaknya. Kemudian, dia memanjat pohon dan memukul Hope dengan menggunakan alat untuk memetik sawit yang namanya dodos, kemudian Hope jatuh dari ketinggian dan mengalami patah tulang," kata Sapto melalui telepon pada Selasa malam (6/8).
Kemudian, oleh remaja berinisial AIS, anak orang utan Hope itu dibawa ke rumah untuk dipelihara. Ketika tiba di rumah, ayahnya kemudian menanyakan untuk apa membawa pulang anak orang utan.
"Kan itu satwa dilindungi. Akhirnya, anak itu dikembalikan ke Hope, tapi kondisi Hope usai ditembak dan jatuh itu lemah kan," tutur Sapto.
Lantaran kondisi induknya yang tidak prima, maka ia tidak bisa mengurus anaknya dengan baik. Alhasil, bayinya yang baru berusia satu bulan itu mengalami malnutrisi dan mati.
Baca Juga: 5 Fakta Orang Utan, Kera Besar yang Populasinya Mulai Langka!