Massa PMII Kembali Lempar Telur Saat Demo di Depan KPK, Ini Kata Polri
Polri memilih untuk menggunakan upaya pendekatan humanis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketika aksi unjuk rasa di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diprediksi sudah berakhir pada Senin (23/9), rupanya massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) justru baru mulai bergerak. Mereka bergerak menuju ke gedung komisi antirasuah sekitar pukul 17:00 WIB usai beberapa aliansi bubar.
Mereka kembali berunjuk rasa usai pada Jumat (20/9) lalu, massa tidak ditemui oleh pimpinan komisi antirasuah. Narasi tuntutan yang disampaikan oleh massa PMII tidak jauh berbeda dengan demonstran sebelumnya. Mereka turut mempertanyakan mengapa pimpinan komisi antirasuah yang telah menyerahkan mandatnya kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo tidak mundur.
Namun, justru dinilai bermanuver dengan menetapkan mantan Menpora Imam Nahrawi sebagai tersangka.
"KPK telah membodohi masyarakat, tapi PMII tidak bodoh. Apa sikap kita kawan-kawan? Lawan!," seru orator dari mobil komando yang digunakan oleh PMII.
Mereka pun kembali menuntut untuk bertemu dengan pimpinan KPK. Namun, bila tidak ada pimpinan, maka pihak humas komisi antirasuah pun tak masalah.
Selain itu, massa PMII kembali beraksi dengan melemparkan telur ke arah gedung komisi antirasuah. Tidak cukup dengan air, mereka juga melemparkan beberapa gelas plastik berisi air mineral. Mengapa personel Polri membiarkan hal itu terjadi? Apa tanggapan KPK terhadap tuntutan massa?
Baca Juga: [FOTO] Aksi Demo Berakhir Ricuh, Kaca Gedung KPK Dilempari Telur
1. Personel Polri mengaku lebih mengedepankan secara humanis
Menjawab pertanyaan IDN Times, Kapolres Jakarta Selatan Kombes (Pol) Bastoni Purnama mengatakan sejak awal mereka menggunakan pendekatan secara humanis.Tujuannya, agar massa tidak beringas dan lebih liar di lokasi unjuk rasa.
"Jadi, kami tetap menggunakan pendekatan-pendekatan persuasif dulu kepada korlap-korlapnya, adek-adek itu supaya menjaga bangunan KPK," kata Bastoni pada Senin malam (23/9).
Sebab, menurut Bastoni, gedung Merah Putih KPK merupakan milik publik yang dibangun dengan menggunakan dana APBN.