TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penghormatan TNI untuk Kopda Dedy Irawan yang Gugur di Poso

Baku tembak di Poso juga tewaskan dua anggota teroris MIT

Kopda Dedy Irawan gugur ketika bertugas di Poso, Sulawesi Tengah (www.instagram.com/@puspentni)

Jakarta, IDN Times - Jenazah prajurit TNI, Kopral Dua (Anumerta) Dedy Irawan, pada Selasa, 2 Maret 2021 lalu tiba di kampung halamannya Dusun Bakti, Simpang Ompong Bagan Riau. Dia gugur pada Senin, 1 Maret 2021 ketika terjadi baku tembak antara Satuan Tugas Madago Raya dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16:30 WITA. 

Dikutip dari laman Instagram Puspen TNI, Kamis (4/3/2021), jenazah Dedy dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Pekanbaru dengan menggunakan upacara militer. Upacara pemakaman dipimpin oleh Inspektur Komandan Kodim 0301, Pekanbaru, Kolonel Inf. Edi Budiman. 

Gubernur Riau Syamsuar turut memberikan santunan bagi keluarga almarhum yang ditinggalkan. "Saya turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya prajurit kita, Kopda Anumerta Dedy. Semoga almarhum husnul khotimah dan ditempatkan di sisi Allah SWT," ungkap Syamsuar dan dikutip kantor berita ANTARA

Selain Dedy, ada dua anggota teroris MIT yang masuk dalam DPO (Daftar Pencarian Orang) yang juga tewas. Mereka adalah Samir alias Alfin asal Provinsi Banten dan Khairul alias Irul, warga Poso. 

Khairul disebut-sebut sebagai anak Santoso, mantan pemimpin Mujahidin di Poso. Tetapi, versi lain menyebut dia adalah menantu Santoso. 

Bagaimana kronologi sehingga bisa terjadi baku tembak di wilayah Pegunungan Andole, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah itu?

Baca Juga: Dua Anggota MIT Poso dan Satu Prajurit TNI Tewas saat Kontak Senjata

1. Baku tembak bermula saat kelompok MIT ingin ambil bahan makanan dari kurir

Poster berisi daftar DPO anggota MIT di Poso (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen (Pol) Rusdi Hartono, mengatakan baku tembak bermula saat kelompok MIT ingin mengambil makanan dari kurir. Dia menjelaskan dalam penyergapan itu, satgas menemukan bahan makanan, amunisi senapan laras panjang, jam tangan, dan GPS. 

"Mereka yang di hutan perlu makanan juga. Kami tengah menyelidiki siapa yang memberikan logistik kepada mereka," ungkap Rusdi ketika memberikan keterangan pers. 

Sementara, Kapolda Sulteng, Irjen (Pol) Abdul Rakhman Baso, mengatakan baku tembak terjadi karena Satgas Madago Raya, mendengar informasi kelompok MIT akan melakukan aksi amaliah atau teror.

"Dari informasi yang diterima, mereka akan melakukan amaliah," ujar Abdul dan dikutip dari kantor berita ANTARA

2. Satu anggota teroris MIT ditembak karena bom yang dibawa meledak

Ilustrasi Bom (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut keterangan Rusdi, dalam baku tembak itu ada dua anggota MIT yang ikut tewas. Samir tewas karena luka tembak di bagian kepala. Sedangkan, Irul tewas akibat bom yang dibawanya meledak. 

Sedangkan, menurut Abdul ada dua milisi Mujahidin lain yang masuk dalam DPO, berhasil melarikan diri. Satu di antaranya adalah pemimpin MIT, Ali Kalora. 

"Mereka saat itu berempat yang dipimpin Ali Kalora. Dua orang yang berhasil kabur saat ini masih dikejar," tutur Abdul. 

Baca Juga: 32 Terduga Anggota Kelompok Teroris MIT Ditangkap Sepanjang 2020

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya