Pilot Susi Air Masih Disandera, Panglima TNI Ungkap Kendala Pembebasan
KKB kerap berpindah-pindah tempat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Memasuki pekan ketiga, pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens hingga kini masih disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Padahal, titik lokasi dan keberadaan KKB pimpinan Egianus Kogoya itu sempat terlacak personel gabungan TNI-Polri.
Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, mengungkap kendala sulitnya membebaskan kapten Philips tersebut. Salah satunya lantaran personel KKB ikut membaur bersama masyarakat. Maka, ia harus berhati-hati dalam upaya membebaskan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut.
"Pilot masih tetap kami usahakan untuk dicari. Tentunya dalam situasi seperti ini, mereka (KKB) kan bercampur dengan masyarakat. Sehingga TNI harus berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya untuk menyelamatkan pilot tersebut," ungkap Yudo di Jakarta, Senin (27/2/2023).
Selain itu, kendala yang dihadapi adalah gerombolan musuh yang kerap berpindah-pindah. "Kami tentu tetap mengoptimalkan prajurit yang berada di sana. Tetapi, yang kami hadapi kan bukan musuh yang tetap. Mereka juga bersama-sama dengan penduduk. Ini yang tidak mudah," kata Panglima TNI.
Apakah Panglima TNI menetapkan target kapan pilot Susi Air itu harus dibebaskan?
Baca Juga: Mahfud: TNI-Polri Hampir Kepung KKB untuk Bebaskan Pilot Susi Air
1. Panglima TNI tak menetapkan target kapan pilot Susi Air harus dibebaskan
Lebih lanjut, Yudo menyebut tidak menetapkan tenggat waktu dalam menyelamatkan Kapten Philip. Ia menyebut tak ingin ada penduduk yang menjadi korban dalam operasi tersebut. Maka, pendekatan persuasif bakal tetap digunakan.
"Lapangannya tidak mudah. Bukan langsung di suatu tempat yang bisa diambil langsung. Itu tadi, mereka berlindung selalu dengan masyarakat, malah dengan anak-anak. Ini yang akan kami pisahkan. Sedapat mungkin kami laksanakan secara persuasif. Kami tidak mau masyarakat jadi korban karena itu," kata dia.
Sementara, peneliti keamanan dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Dominique Nicky Fahrizal, menilai Kapten Philips harus secepatnya dibebaskan. Sebab, semakin lama ia berada dalam sekapan KKB, nyawanya semakin terancam.
"Secara taktikal ya karena ini menyangkut nyawa, keselamatan jiwa, bebaskan dulu (korban) penyanderaan. Pemerintah harus menyelenggarakan operasi khusus untuk pembebasan sandera itu," ungkap Nicky ketika dihubungi IDN Times, pada 19 Februari 2023.
Meski ia tak menampik bisa saja jatuh korban, baik di tim yang menyelamatkan maupun sandera sendiri. Tetapi, kata Nicky, itu semua bisa diminimalisasi bila operasi penyelamatan sandera disusun secara matang.
Baca Juga: Pilot Susi Air Masih Disandera, KKB Papua Tuntut PBB Jadi Mediator