PKB vs NU Memanas, Gus Yahya: Mereka yang Merenggangkan Diri
Gus Yahya minta agar parpol tidak eksploitasi NU
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menjawab isu mulai berjaraknya antara PBNU dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Menurut pria yang akrab disapa Gus Yahya tersebut, selama ini pihaknya tidak pernah memberikan komentar negatif mengenai PKB.
Akhir-akhir ini hubungan kedua organisasi itu terlihat tak akur. Hal itu bermula dari sikap Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar yang seolah-olah menunjukkan bahwa PKB lebih berjasa terhadap NU. Sementara, petinggi NU justru menilai selama ini PKB bisa menjadi besar karena ada dukungan yang loyal dari warga NU.
"Kita kan enggak ngapa-ngapain. Enggak melakukan apa-apa. Saya tidak memberikan pernyataan apapun yang negatif terhadap siapapun, apalagi ke PKB," ungkap Gus Yahya di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin, 23 Mei 2022 lalu.
Menurutnya, hubungan kedua organisasi itu terlihat renggang justru karena PKB lah yang dianggap menjauh. "Kalau ada yang mengatakan (hubungan PBNU-PKB) renggang, ya mereka yang merenggangkan diri," ujarnya.
Gus Yahya kemudian memberikan pesan khusus kepada semua partai politik di Tanah Air. Apa pesan khusus itu?
Baca Juga: Sowan ke Gus Yahya, Panglima Andika Mau Bikin Bela Negara TNI-NU
1. Gus Yahya minta parpol tidak mengeksploitasi NU untuk kepentingan politik
Salah satu pesan yang disampaikan oleh Gus Yahya kepada para parpol di Tanah Air yakni agar tidak mengeksploitasi NU untuk kepentingan politik jelang pemilu serentak pada 2024.
"Saya sampaikan di sini bahwa kami tidak mau dan memohon parpol jangan pakai politik identitas, terutama identitas negara, termasuk identitas NU," ujar Gus Yahya.
Gus Yahya kembali menegaskan bahwa pesan itu tidak ditujukan ke parpol tertentu. Pesan tersebut, kata Gus Yahya, ditujukan ke semua parpol yang ia lihat memanfaatkan politik identitas untuk kepentingan tertentu.
Ia juga mengimbau tidak menggunakan NU sebagai senjata dalam konstelasi politik. Bila hal tersebut terus dilakukan, maka dikhawatirkan politik menjadi tidak sehat.
Baca Juga: PKB Siap Gabung KIB, Cak Imin: Asal Capresnya Saya