PPP Akui Kadernya Ikut Motori Deklarasi Anies Jadi Capres di Yogya
Arsul sebut deklarasi itu tak merepresentasikan suara PPP
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani, mengakui bahwa deklarasi Anies Baswedan di Yogyakarta sebagai capres 2024 dimotori oleh salah satu kadernya. Tokoh senior yang dimaksud adalah Habil Marati. Ia menjadi penggerak dibentuknya Forum Ka'bah Membangun (FKM).
Menurut Arsul, FKM adalah organisasi eksternal yang dibentuk oleh sebagian kader PPP bersama organisasi lain pendukung Anies.
"Itu kan memang kader PPP juga yang membentuk yang namanya FKM. Itu dilakukan oleh elemen-elemen yang juga pendukung PPP," ungkap Arsul di gedung parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 16 November 2022 kemarin.
Tetapi, Arsul langsung memberikan klarifikasi bahwa sikap yang ditunjukkan oleh kader PPP di forum tersebut tak merepresentasikan kebijakan resmi partai berlambang Ka'bah tersebut. Pria yang juga menjabat sebagai anggota Komisi III DPR itu menyebut, tak ada sanksi bagi pengurus PPP yang ikut terlibat dalam deklarasi Anies pada Rabu kemarin di Grand Pacific Restaurant & Convention Hall, Mlati, Sleman.
Di sisi lain, PPP hingga saat ini belum menentukan capres resmi yang bakal diajukan ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). "Sekarang kalau misalkan ada sejumlah kader PPP yang mendeklarasikan Pak Anies melalui FKM di Jogja, ya sudah tidak perlu ditertibkan. Karena kan partai belum mengambil keputusan apapun (soal pencapresan)," tutur dia lagi.
Lalu, apakah PPP bakal mempertimbangkan nama Anies untuk diajukan sebagai capres yang diajukan ke KIB?
Baca Juga: Pendukung Anies Baswedan di Jogja Minta Cawapres dari Militer
1. PPP bakal mempertimbangkan nama Anies Baswedan untuk diajukan ke KIB
Lebih lanjut, ketika ditanyakan apakah nama Anies bakal diajukan sebagai capres PPP ke KIB, Arsul menjawab bakal mempertimbangkan hal itu. Selain itu, PPP juga bakal mengusulkan nama-nama lain yang potensial berdasarkan sejumlah hasil survei.
"Tentu, semua akan kami pertimbangkan. Yang kami pertimbangkan itu, termasuk yang hasil surveinya signifikan. Itu sudah pasti, baik sebagai bacapres (bakal capres) atau bacawapres," tutur Arsul.
Meski begitu, Arsul menyebut semua keputusan itu tak bisa diputuskan sepihak. Keputusan soal capres dan cawapres dari PPP akan dibahas melalui Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas). Di forum tersebut, PPP akan mempertimbangkan nama-nama capres dan cawapres yang diusulkan oleh para kader PPP di daerah.
"Masa anak kecil kok nyolot gitu loh, segelemnya dewek, terus tidak mau musyawarah, nggak bisa begitu juga dong politik," tutur dia.
Ia pun mengakui bahwa perolehan kursi PPP di DPR tergolong paling kecil yakni 3,7 persen di antara tiga parpol lain di KIB. Maka, semua keputusan bakal dimusyawarahkan.
Baca Juga: Waketum PPP: Prabowo Bukan Satu-Satunya Capres yang Direstui Jokowi