TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Dibentuknya Kostrad, Pasukan Elite yang Diinisiasi AH Nasution

Kostrad dibentuk untuk atasi sengketa di Irian Barat

Ilustrasi logo Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) (IDN Times/Sukma Shakti)

Jakarta, IDN Times - Tiap 6 Maret diperingati sebagai hari terbentuknya Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad). Kostrad yang dibentuk pada 1961, diinisiasi kali pertama oleh Kepala Staf TNI AD pertama yakni Jenderal AH Nasution. Maka, kini pasukan elite di TNI AD itu sudah berusia 622 tahun. 

Dikutip dari laman resmi Kostrad, ide pembentukan Kostrad disampaikan oleh Nasution pada 1960. Ketika itu, ia menilai perlu dibentuk satuan militer yang bersifat mobile dan siap tempur menjalankan tugas di seluruh Indonesia. 

Realisasi dari gagasan itu, Nasution mengeluarkan surat keputusan nomor KPTS.1067/12/1960 tanggal 27 Desember 1960. Nasution mengusulkan agar dibentuk Kostrad karena saat itu kondisi tengah mendesak, yakni Irian Barat masih menjadi sengketa dengan tentara Belanda. 

Lalu, bagaimana realisasi awal pembentukan Kostrad? Siapa Panglima Kostrad pertama yang dilantik oleh AH Nasution?

Baca Juga: Mayjen Maruli Simanjuntak Resmi Dilantik Jadi Pangkostrad Hari Ini

1. Kostrad dulu bernama Caduad dan dipimpin oleh Soeharto

Instagram.com/Soeharto_instagram_fanpage

Sebelum resmi bernama Kostrad, satuan militer itu semula diberi nama Cadangan Umum Angkatan Darat (Caduad). Mayjen TNI Soeharo ditunjuk untuk menjadi pemimpin Caduad pertama.

Ia kemudian membentuk kelompok kerja yang diambil dari kodam-kodam, dari pendidikan dasar masing-masing kecabangan. Akhirnya, Korra I/Caduad mempunyai kekuatan I Divisi Infanteri dengan memiliki pasukan inti 1 Brigade Para, satuan Banpur, dan satuan Banmin.

Sementara, pada 19 Desember 1961 ketika para taruna Akademi Militer di Yogyakarta dilantik, Presiden Sukarno mencetuskan Trikora, yang berisi:

  • Gagalkan pembentukan negara Papua di Irian Barat
  • Kibarkan Bendera merah Putih di Irian Barat
  • Bersiap untuk melaksanakan mobilisasi umum

Ketika baru dibentuk, Korra I Caduad diberi kepercayaan untuk melaksanakan misi operasi Trikora dan membebaskan Irian Barat yang ketika itu masih dikuasai pasukan Belanda.

2. Caduad infiltrasi ke Irian Barat melalui Operasi Jayawijaya

Ilustrasi Pulau Papua (IDN Times/Mardya Shakti)

Untuk menindaklanjuti tugas penting dari Presiden Sukarno itu, maka pada awal 1962 dibentuk Komando Mandala di wilayah timur Indonesia. Markas besarnya berlokasi di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan.

Panglima Mandala dijabat oleh Mayjen TNI Soeharto. Di saat bersamaan, Soeharto juga dipercaya menjadi Deputi I KSAD untuk wilayah timur. Operasi untuk merebut Irian Barat dari pasukan Belanda turut melibatkan personel dari tiga matra TNI yakni AD, AL, dan AU. Selain itu, ada pula sukarelawan dan massa rakyat yang ikut berpartisipasi. 

Operasi untuk pembebasan Irian Barat dengan melibatkan Caduad diberi nama "Operasi Jayawijaya." Personel Caduad memiliki tugas melakukan perang terbuka seandainya perundingan perdamaian dengan Belanda di New York mengalami kegagalan. 

Sebelum dilakukan perang terbuka, maka personel Caduad sudah lebih dulu melakukan infiltrasi atau penyusupan ke beberapa daerah seperti Fak-fak, Misoi, Wagiu, Serui, Sorong dan Kaimani. 

Serangan personel Caduad terhadap pasukan Belanda terjadi pada pertengahan Agustus 1962. Dalam pertempuran itu, Korra I/Caduad menurunkan satu divisi. Hal itu lantaran Belanda enggan menyerah tanpa ada syarat apa pun.

Operasi Jayawijaya membuahkan hasil  yakni Irian Barat berhasil direbut oleh Caduad. Bendera Merah aputih berhasil dikibarkan di Irian Barat pada 1 Maret 1963. 

Baca Juga: Fakta Hilangnya Patung di Museum Kostrad yang Dikaitkan PKI Susupi TNI

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya