Sekjen PAN Alami Sendiri Harga Tabung Oksigen Meroket Hingga Rp4 Juta
Sekjen PAN sempat mencari tabung oksigen untuk sepupunya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno, mengalami sendiri sulitnya memperoleh tabung oksigen di saat kasus COVID-19 melonjak. Ia sempat berburu oksigen untuk sepupunya yang sedang menjalani isolasi mandiri karena terpapar COVID-19. Sepupunya mengeluh sesak napas.
"Cari ke sana dan kemari, akhirnya dapat tabung dan isinya. Harga yang biasanya Rp700 ribu - Rp800 ribu, sekarang dijual Rp4 juta aja (menirukan kata-kata penjual)," ungkap Eddy di akun Twitternya, @eddy_soeparno, Selasa (6/7/2021).
IDN Times sudah meminta izin kepada Eddy untuk mengutip cuitan tersebut. Ketika dihubungi, Eddy mengatakan, tabung oksigen dengan harga demikian tinggi ia jumpai di wilayah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Sepupunya saat ini dalam kondisi darurat lantaran bila tabung oksigen yang ada di rumahnya habis, maka saturasi oksigennya diperkirakan dapat drop.
"Kondisi (kesehatannya) naik turun. Tadi, dia bilang dengan tabung oksigen yang dia punya saja saturasinya 98. Bagaimana kalau dia gak pakai oksigen," tutur dia lagi.
Ia pun menyayangkan praktik yang terjadi di lapangan malah ada sebagian pihak yang ikut mengambil keuntungan di saat darurat. Lalu, apakah Eddy akhirnya membeli tabung oksigen tersebut? Apa masukannya bagi pemerintah agar harga tabung oksigen bisa kembali turun?
Baca Juga: [FOTO] Ketika Rumah Sakit Berebut Oksigen di Jantung Jakarta
1. Eddy Soeparno tak jadi beli tabung oksigen yang ditawarkan seharga Rp4 juta
Eddy mengatakan, ketika mendengar harga tabung oksigen yang ditawarkan mencapai Rp4 juta, ia langsung menolaknya. Sebab, keuntungan yang diambil terlalu besar.
Ia pun mendoakan agar para penjual yang menaikan harga tabung oksigen melewati batas normal bisa dibukakan pintu hatinya, dan bersedia membantu sesama. "Mencari untung ya sah-sah saja tetapi hendaknya jangan di atas kesusahan atau penderitaan orang lain," kata dia.
Beruntung, setelah berkomunikasi dengan saudaranya ada yang masih memiliki tabung oksigen. Eddy pun tak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli tabung oksigen yang harganya tengah melonjak.
"Saudara saya itu kebetulan sempat dirawat di rumah sakit, tapi dia sudah sehat dan negatif, dia memiliki oksigen di rumah. Itulah yang akhirnya dipakai," ungkapnya.
Bila saudaranya tidak memiliki tabung oksigen, Eddy mengaku akan tetap membeli meski mahal. Ia mengaku tidak tega bila sepupunya dibiarkan dalam kondisi sesak napas.
"Karena kan butuh, maka berapapun akan kami bayar," ujarnya lagi.
Editor’s picks
Baca Juga: Oksigen Langka Pemerintah Impor dari Singapura, Dibawa Pakai Hercules