TNI AL: KRI Nanggala-402 Karam di Dasar Laut dalam Waktu 90 Detik
Evakuasi KRI Nanggala-402 saat ini hanya dibantu Tiongkok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mendekati sebulan setelah tenggelamnya KRI Nanggala-402, TNI Angkatan Laut kembali memberikan informasi terbaru mengenai operasi evakuasi. Panglima Komando Armada II Laksamana TNI Iwan Isnurwanto mengatakan, untuk operasi evakuasi badan Nanggala-402, prosesnya tinggal menyisakan bantuan dari Tiongkok. Angkatan Laut Negeri Tirai Bambu memboyong tiga kapal yaitu Tug Nantuo-195, Rescue Yong Xing Dao-863, dan Tan Suo 2.
Kapal militer milik Angkatan Laut Singapura, Malaysia, Australia hingga pesawat Poseidon dari Amerika Serikat sudah meninggalkan wilayah Bali. Sehingga, dalam operasi pengangkatan badan kapal tinggal menyisakan Negeri Tirai Bambu dan kapal timas 1201 dari SKK Migas.
Namun, pada praktiknya untuk bisa mengangkat badan kapal selam dari kedalaman 838 meter di dasar laut tidak mudah. Bahkan, tali sling milik Angkatan Laut Tiongkok yang sudah dipasang di bagian badan Nanggala-402 sempat putus lantaran tak kuat mengangkat dari dasar laut.
Bagian pertama yang ingin diangkat dari dasar laut adalah anjungan kapal Nanggala yang setelah diukur jadi memiliki berat 18 ton. "Pengangkatan sail atau anjungan coba dilakukan oleh Tan Suo selama beberapa hari ini. Yang memasang tali sling itu adalah robot bukan manusia, dikaitkan di mana-mana tempatnya itu. Hari pertama ketika sudah dinyatakan oke untuk diangkat, putus tali slingnya, tidak mampu," ungkap Iwan ketika memberikan keterangan pers dari Lanal Bali, Selasa (18/5/2021).
Sehingga, AL Tiongkok kemudian mengkalkulasi ulang dan memperkirakan beratnya lebih dari 20 ton. Maka, saat ini AL Negeri Tirai Bambu menambah penggunaan jumlah sling yang ada agar badan kapal bisa diangkat.
Lalu, hingga kapan operasi evakuasi Nanggala-402 akan berlangsung?
Baca Juga: Cerita Kru Kapal Selam yang Salat Idul Fitri dari Kedalaman 30 Meter
1. TNI AL akui operasi evakuasi KRI Nanggala-402 membutuhkan biaya besar
Di dalam jumpa pers itu, Iwan juga tak menampik bahwa untuk bisa evakuasi badan KRI Nanggala-402 membutuhkan biaya yang tak sedikit. Tapi, Iwan tak menyebut berapa biaya yang telah dikeluarkan selama hampir sebulan untuk mengevakuasi kapal buatan Jerman itu. Iwan, yang pernah menjadi komando KRI Nanggala-402, hanya menyebut lantaran persahabatan antara TNI AL dan AL negara lain yang erat maka beberapa negara asing langsung mengulurkan tangan ketika mengetahui kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam.
"Tentu memakan biaya yang besar, tapi sampai saat ini sahabat-sahabat kita melaksanakan dengan tanpa permintaan anggaran tentunya. Karena tentu dengan peristiwa ini, tenaga, pikiran, aset yang dikerahkan kepada kita semua semata-mata untuk humanitarian assistance," ujar Iwan.
Ia juga meminta kepada publik untuk bersabar dan memahami terkait penyelenggaraan operasi evakuasi KRI Nanggala-402. Lantaran dilakukan di medan yang tidak mudah, maka hasilnya pun sering kali tidak maksimal dan bisa cepat dilakukan.
"Contoh-contoh di negara lain seperti Rusia yang membutuhkan waktu satu tahun untuk mengangkat kapal selam Kursk (dari Laut Barent) atau negara lain yang juga pernah mengalami pasti tahu tidak semudah itu melakukan evakuasi," tutur dia lagi.
Baca Juga: Tantangan Kru Kapal Selam: Tahan Stres Hingga Tak Lihat Sinar Matahari