WALHI Desak Gubernur NTT Tetapkan Status Darurat Bencana
Ada 70 warga belum ditemukan akibat bencana di NTT
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Nusa Tenggara Timur NTT) mendesak Gubernur NTT Viktor Laiskodat segera menetapkan status darurat bencana di wilayahnya, usai dilanda banjir bandang dan tanah longsor.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (5/4/2021), jumlah korban tewas akibat bencana hidrometeorologi itu mencapai 68 orang. Jumlah itu tersebar di empat kabupaten, yaitu 44 korban tewas di Flores Timur, 11 orang di Lembata, 11 orang di Alor dan dua lainnya di Ende.
"Hal itu penting karena menjadi landasan untuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mempunyai kemudahan untuk mengakses beberapa hal, yaitu pengerahan sumber daya manusia, pengerahan peralatan, pengerahan logistik, imigrasi, cukai, karantina, perizinan, pengadaan barang dan jasa, pengelolaan dan pertanggung jawaban uang atau barang, penyelamatan dan komando untuk memerintahkan sektor atau lembaga," ujar Direktur Eksekutif WALHI NTT Umbu Wulang seperti dikutip dari situsnya, Senin.
Umbu menyatakan bila status darurat bencana tidak diberlakukan, BPBD sulit bekerja secara maksimal. Khususnya soal kebijakan penanggulangan bencana. "Status darurat penting untuk mempermudah dan mempercepat layanan bagi rakyat," kata dia.
Apa saja kerugian materiil yang dialami warga NTT akiibat bencana yang dipicu siklon tropis Seroja itu?
Baca Juga: Tagar PrayforNTT Trending, Media Sosial Banjir Doa untuk NTT
1. Sebanyak 25 unit rumah warga rusak berat, lima jembatan putus akibat banjir bandang di NTT
Berdasarkan data yang disampaikan BNPB dalam keterangan pers hari ini, kerugian materiil akibat banjir bandang beragam. Mulai dari 25 unit rumah warga yang rusak berat, 114 unit rumah rusak sedang, 17 unit rumah hanyut, 60 unit rumah terendam, 743 unit rumah terdampak, 40 titik akses jalan tertutup pohon tumbang, lima jembatan putus, satu unit fasilitas umum terdampak, dan satu kapal tenggelam.
Selain kerusakan materiil, ada pula warga yang terluka akibat bencana alam tersebut. BNPB mendapat laporan ada 15 warga yang terluka. Sementara, sebanyak 2.655 jiwa terdampak bencana ini.
Hal lain yang menjadi catatan BNPB, masih ada 70 warga yang belum ditemukan hingga kini. Meski bencana sudah terjadi sejak akhir pekan lalu, namun Kepala BNPB Letjen TNI (Purn) Doni Monardo baru bertolak menuju ke lokasi yang paling parah terdampak bencana banjir bandang hari ini.
Menurut laporan BNPB, Doni saat ini sudah berada di Bandara Maumere dan akan melanjutkan perjalanan menuju ke Larantuka melalui jalur darat. Sebab, cuaca melalui jalur udara kurang mendukung.
Baca Juga: Wapada, Siklon Tropis Seroja Diprediksi Menguat dalam 24 Jam Ini