Jakarta, IDN Times - Nama advokat kawakan Otto Hasibuan di dunia hukum sudah bukan sosok yang asing. Pengalamannya malang melintang sebagai advokat selama 32 tahun dikenal memiliki rekam jejak yang bersih. Bahkan, kemampuannya yang mumpuni dalam membela klien diakui oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD.
Di dalam tayangan program talkshow Indonesia Lawyer's Club (ILC) yang tayang pada 21 November 2017, Mahfud secara terbuka memuji bahwa Otto merupakan advokat yang memiliki kualitas baik.
"Pak Otto Hasibuan itu bagus, logikanya terstruktur, orangnya profesional," ujar Mahfud ketika itu.
Komentar itu disampaikan Mahfud ketika Otto akhirnya memilih ikut barisan pembela mantan Ketua DPR, Setya Novanto, yang waktu itu tengah ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena terseret dalam kasus mega korupsi, pengadaan KTP Elektronik.
Akibat kasus itu, Novanto kini harus menjalani pidana penjara 15 tahun di Lapas Sukamiskin. Walaupun, Otto hanya bertahan selama sekitar tiga bulan, lalu memilih mundur dari tim kuasa hukum Novanto.
Mahfud juga menyebut, satu-satunya pengacara yang bisa mengalahkannya ketika masih beracara di MK dulu, hanyalah Otto. Ketika IDN Times menyampaikan ulang pernyataan salah satu kandidat calon wakil presiden Jokowi itu, Otto hanya tersenyum. Ia mengaku tersanjung dengan pujian Mahfud walau tetap ingin terlihat biasa saja.
Kalian mungkin sudah akrab dengan wajahnya. Pada 2016 lalu, Wajah Otto saban hari tayang di stasiun televisi saat membela Jessica Wongso, perempuan terpidana kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin.
Kepada IDN Times yang menemuinya secara khusus di kantornya di area Duta Merlin, Gadjah Mada, 6 November lalu, ia mengaku tidak dibayar sepeser pun untuk membela Jessica.
"Saya menjadi kuasa hukum Jessica itu secara pro bono. Bahkan, ketika kami harus mendatangkan saksi ahli dari Australia, hampir semua permintaannya untuk menginap di hotel bintang lima dan fee tidak dapat kami penuhi. Karena Jessica tidak sanggup membiayai itu," kata Otto sore itu.
Beruntung, setelah dijelaskan situasinya, saksi yang merupakan ahli di bidang medis tersebut mau terbang ke Jakarta secara cuma-cuma karena yakin perempuan 29 tahun itu tidak bersalah dan menaruh racun sianida. Itu pula yang diyakini Otto hingga kini. Ia yakin kliennya tidak membunuh Mirna.
"Dari dulu saya tetap yakin korban itu meninggal secara alami. Jadi, tidak ada pembunuhnya," kata pria yang menjadi salah satu pendiri Peradi, organisasi tempat para pengacara bernaung.
Gara-gara membela Jessica, nama Otto hingga kini semakin dikenal publik. Bahkan, kalau ia hadir di acara resepsi pernikahan, butuh waktu sekitar satu jam untuk melangkahkan kaki keluar, karena banyak tamu yang justru fokus meminta swafoto.
"Padahal, kasus yang saya tangani bukan hanya Jessica saja. Tapi, ada juga Sjamsul Nursalim, Setya Novanto dsb. Sampai sekarang, orang masih mengingat saya karena jadi pengacara Jessica," tutur dia.
Jessica sendiri masih belum menyerah memperjuangkan keadilan baginya. Itu sebabnya, pada tahun ini, ia mengajukan Peninjauan Kembali.
Tetapi, bukan itu saja yang IDN Times bahas bersama Otto. Pengacara senior itu juga berbicara kekecewaannya terhadap calon-calon advokat. Mengapa? Sebab, kini motivasi mereka untuk menjalani profesi itu karena ingin mendapatkan uang banyak dan bisa membeli mobil mewah.
Well, tidak bisa dipungkiri sih semakin tinggi jam terbang seorang pengacara dan punya rekam jejak yang baik, membuat tarifnya semakin naik. Tapi, Otto tidak bosan untuk mengingatkan kepada calon advokat, bukan itu tujuan utama yang dikejar sebagai pengacara.
Simak juga ya tips dari pemilik kantor pengacara Otto Hasibuan dan Associates bagi kamu, millennials, yang ingin jadi pengacara. Tujuannya, supaya kalian tidak menjadi pengacara hitam seperti di film The Devil's Advocate itu.