[UPDATE] WNI yang Meninggal Akibat COVID-19 di Saudi Tembus 19 Orang
Kemenag putuskan tunda ibadah haji 2020 ke tahun 2021
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Jumlah WNI yang meninggal di luar negeri karena terpapar COVID-19 terus bertambah. Data yang dikutip dari Kementerian Luar Negeri per (3/6) menunjukkan ada 56 orang meninggal dan 391 WNI lainnya masih dalam perawatan di lebih dari 30 negara.
Bila melihat data statistiknya, WNI yang paling banyak meninggal bermukim di Arab Saudi. Per (3/6) ada 19 orang yang meninggal. Kemudian, negara lain yang memiliki banyak WNI meninggal karena virus corona ada di Amerika Serikat yakni sebanyak 15 orang. Sedangkan, di negara-negara lain WNI yang meninggal jumlahnya berada di bawah 5 orang.
Sementara, secara keseluruhan kasus COVID-19 di Saudi bila mengutip dari situs World O Meter per hari ini mencapai 89.011. Sebanyak, 549 orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia. 65.790 di antaranya berhasil sembuh dari virus Sars-CoV-2 itu. Sisa 22.672 kasus lainnya masih aktif.
Temuan banyaknya WNI yang meninggal di Saudi akibat COVID-19 bersamaan dengan kebijakan Pemerintah Indonesia yang membatalkan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2020. Hingga saat ini, Saudi belum juga memberikan kepastian apakah sanggup menyelenggarakan ibadah haji. Indonesia kemudian mengambil inisiatif untuk menunda ibadah haji 2020 ke tahun 2021.
Lalu, bagaimana penyebaran WNI yang terpapar COVID-19 di negara lain?
Baca Juga: Menag Batalkan Haji 2020, DPR: Melanggar UU Haji dan Umrah
1. Arab Saudi mulai melonggarkan pembatasan pergerakan manusia termasuk membuka masjid
Pemerintah Arab Saudi sejak (31/5) lalu mulai melonggarkan berbagai pembatasan pergerakan manusia. Pelonggaran itu dimulai dari mencabut larangan terbang domestik, berangkat bekerja hingga salat di masjid.
Laman Middle East Eye pada Minggu kemarin melaporkan sebanyak 90 ribu masjid sudah dibuka bagi warga yang ingin menunaikan salat subuh. Dibukanya kembali masjid merupakan kali pertama dilakukan usai ditutup selama dua bulan.
"Kementerian Urusan Agama Islam untuk masalah panduan dan seruan soal kebersihan dan sterilisasi masjid di seluruh kerajaan telah selesai. Selain itu, panduan itu sesuai dengan upaya para pemimpin untuk menjaga masjid dan menyediakan dalam keadaan steril ketika dipakai, tujuannya untuk penyebaran wabah terjadi lagi," demikian laporan kantor berita Saudi (SPA) pada Minggu kemarin.
Selain itu, menurut laporan stasiun berita Al Jazeera (26/5) lalu, Saudi berencana untuk mencabut jam malam di seluruh area mulai (21/6) mendatang. Di fase pertama yang dimulai pada hari Kamis, maka jam malam yang berlaku 24 jam, akan direvisi menjadi pukul 15:00 hingga pukul 06:00 keesokan harinya.
Namun, jam malam tetap akan berlaku di Kota Mekkah. Opsi lainnya yang memungkinkan adalah jam malam dikurangi dan bukan dicabut. Sementara, salat hanya diizinkan di dalam masjid.
Kegiatan haji dan umrah yang menyebabkan jutaan orang dari seluruh dunia datang ke Saudi, untuk sementara waktu ditunda.
Baca Juga: Ciri-ciri Hidden Carrier Virus Corona, Tampak Sehat tapi Membawa Virus