TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus UAS, Politikus PAN Minta Singapura Minta Maaf

Kemenlu RI juga diminta proaktif membela UAS

Anggota komisi IX DPR RI, Saleh Partaoan Daulay di diskusi akhir pekan di kawasan Jakarta Pusat (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Jakarta, IDN Times - Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, angkat bicara perihal kasus Ustaz Abdul Somad (UAS) yang ditolak masuk Singapura untuk berlibur. Dia mendesak pemerintah Singapura memberikan penjelasan secara terbuka. 

Menurut Saleh, persoalan yang dihadapi UAS merupakan masalah sensitif, dan pemerintah Indonesia harus mempertanyakan tindakan Singapura itu. 

"Ini bukan perkara boleh masuk atau tidak. Tetapi ini masalah keadilan dan kesetaraan. Ini masalah hubungan diplomatik negeri serumpun," kata Saleh dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Baca Juga: Pengamat: Singapura Tersinggung Kewenangan Tolak UAS Dipertanyakan RI

1. UAS dinilai sangat disukai dan diidolakan warga Melayu Singapura

IDN Times/Istimewa

Saleh menilai, UAS merupakan tokoh yang baik dan rendah hati, serta disegani di Indonesia dan dihormati di banyak negara, termasuk di Malaysia, Brunei, dan lainnya. Sikap dan terampilnya UAS dalam berceramah membuat Saleh yakin UAS disukai dan diidolakan warga Melayu Singapura.

"Kejadian ini sangat disayangkan dan akan menimbulkan rasa tidak adil di hati warga Indonesia, karena selama ini warga negara Singapura sangat bebas untuk ke luar masuk Indonesia," ungkap dia.

Baca Juga: Soal Dideportasi dari Singapura, UAS: Apakah karena Isu Teroris?

2. Saleh mendesak Kemenlu RI proaktif membela UAS, dan Singapura agar minta maaf

Anggota komisi IX DPR RI, Saleh Partaoan Daulay di diskusi akhir pekan di kawasan Jakarta Pusat (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Selain itu, Saleh juga mendorong Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI proaktif membela UAS. Sebab, UAS sebagai warga negara Indonesia harus diberi perlindungan dan dijaga kehormatannya.

"Jangan sampai ada kesan bahwa orang Indonesia disepelekan, dikecilkan, dan diperlakukan tidak baik. Kalau kepada UAS saja bisa seperti itu, tentu kepada warga negara Indonesia yang lain bisa lebih tidak adil lagi," kata dia. 

Menurut Saleh, pemerintah Indonesia harus mendesak pemerintah Singapura untuk menyampaikan permohonan maaf. Hal itu perlu agar ke depannya tidak boleh ada lagi kasus serupa yang menimpa WNI di Singapura. 

"Pemerintah Indonesia harus tegas dan protektif terhadap seluruh warga negara Indonesia," tegasnya. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya