TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Presiden Jokowi yang Diangkat jadi Panglima Perang Asmat

Presiden dan ibu negara sampai hujan-hujanan naik motor

Setkab.go.id

Jakarta, IDN Times-Kunjungan Presiden Joko "Jokowi" Widodo ke Asmat, Papua, melahirkan sejumlah cerita. Selain kisah boncengannya dengan Ibu Negara Iriana, Jokowi juga mendapat kehormatan lainnya.

Baca juga: 15 Potret Lucu Jan Ethes, Cucu Presiden Jokowi yang Menggemaskan

1. Diangkat jadi panglima perang Asmat

Setkab.go.id

Presiden Joko Widodo diangkat sebagai `Cesmaipits` atau panglima perang Suku Asmat saat melakukan kunjungan kerja ke kabupaten pesisir selatan Papua yang hampir sebagian besar topografisnya berawa-rawa itu, Kamis (12/4).

Kabag Humas Pemkab Asmat Reza Ba`adilla mengatakan pemberian nama panglima dan gelar adat tersebut ditandai dengan penyerahan Noken (tas orang Papua) dan Po (dayung) Asmat sepanjang tiga meter bertempat di Pelabuhan Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.

"Ini adalah bentuk ucapan terima kasih dan penghargaan masyarakat Asmat kepada Presiden Joko Widodo karena dukungan dan perhatian yang luar biasa Bapak Presiden kepada masyarakat Asmat," kata Reza dikutip dari laman Antara, Sabtu (14/4).

Ia menerangkan dayung merupakan simbol pemberian mandat kekuasaan dan kepemimpinan dalam adat Asmat untuk mendayung perahu Republik Indonesia agar tidak melenceng dari tujuan negara.

Sebelum penyerahan dayung, terlebih dahulu dilakukan ritual berupa tarian perang sebagai simbol keberhasilan orang Asmat setelah menaklukkan lawannya di medan perang.

2. Presiden pertama yang ke Asmat

Setkab.go.id

Wakil Bupati Asmat Thomas Eppe Safanpo mengatakan Presiden Jokowi merupakan presiden pertama RI yang melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Asmat.

Pemkab dan masyarakat Asmat, katanya, sangat mengapresiasi perhatian Presiden Jokowi atas penanganan masalah wabah campak dan gizi buruk pada periode September 2017 hingga pertengahan Januari lalu yang merenggut banyak korban jiwa anak-anak (lebih dari 70 orang anak-anak Asmat meninggal akibat gizi buruk dan campak).

"Kami sudah menderita, tapi kami percaya bapak presiden sebagai panglima perang akan memimpin kami ke arah yang lebih baik. Dengan pekikan adat ini, bapak presiden sah menjadi pemimpin kami," kata Thomas, mantan Ketua DPRD Asmat itu.

Baca juga: Pencalonan Prabowo Memudahkan Jokowi di Pilpres 2019, Begini Alasannya

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya