TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banyak Jemaah Haji Batuk Pilek, Dipastikan Tak Perlu Karantina di RI

Tidak ada warning dari Pemerintah Arab Saudi

Kasie Kesehatan KKIH Panitia Penyelenggara Ibadah Haji 2023 dokter M. Imran (IDN Times/Sunariyah)

Jeddah, IDN Times - Usai puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina), banyak jemaah haji menderita sakit pneumonia atau radang paru.

Kepala Seksi (Kasie) Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023/1444 H, dokter M Imran mengatakan, penyakit pneumonia gejala awalnya batuk pilek dan demam.

Penyakit ini mudah menyerang jemaah yang daya tahan tubuhnya rendah, jemaah lanjut usia, dan komorbid (memiliki penyakit bawaan). Namun pada lansia, gejala batuk pilek tak selalu muncul.

Banyaknya jemaah yang menderita pneumonia, tidak hanya menjadikan penyakit ini sebagai momok utama di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), tapi juga memicu lonjakan kematian jemaah haji 2023.

Baca Juga: 1 Jemaah Haji Hilang Ditemukan Meninggal, Disalatkan di Masjidil Haram

1. Tidak perlu ada karantina jemaah di Tanah Air

Jemaah haji Embarkasi Surabaya kloter 18 (SUB 18) menunggu kepulangan di Bandara Jeddah (IDN Times/Sunariyah)

Imran mengatakan, sebelum Armina 154 orang meninggal karena pneumonia. Sedangkan setelah Armina 73 orang.

Kendati demikian, Imran memastikan tidak perlu ada karantina bagi jemaah yang pulang ke Tanah Air dalam kondisi batuk dan pilek.

"Tidak perlu karantina, tidak akan berdampak di Tanah Air. Ini murni batuk pilek biasa, tapi karena kena lansia jadi pneumonia," ujar Imran saat ditemui belum lama ini di KKHI Makkah, Arab Saudi.

Baca Juga: Haru, Dalam 1 Kloter 8 Jemaah Wafat, Ada yang Berpesan soal Asuransi

2. Tips mencegah terpapar pneumonia

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Aditya Perdana)

Imran juga menegaskan, pneumonia belum menjadi wabah meski banyak jemaah yang menderita sakit tersebut. Begitu juga belum bisa disebut kondisi darurat.

"Ada peningkatan kasus, tapi bukan wabah," tegasnya.

Sejauh ini, lanjutnya, tidak ada warning dari Pemerintah Arab Saudi terkait penyakit komunal. Pneumonia yang dialami jemaah haji bisa bersumber dari virus dan bakteri, tapi bukan karena COVID-19.

Untuk menekan penularan pneumonia, Imran mengimbau jemaah menggunakan masker saat berada di tengah kerumunan, mengurangi kontak fisik, dan mencuci tagan pakai sabun. Untuk jemaah lansia, juga perlu memperhatikan asupan gizi.

Jemaah juga harus mengonsumsi air putih, sedikitnya minum 3 teguk dalam 1 jam.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya