Banyak Jemaah Haji Batuk Pilek, Dipastikan Tak Perlu Karantina di RI
Tidak ada warning dari Pemerintah Arab Saudi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jeddah, IDN Times - Usai puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina), banyak jemaah haji menderita sakit pneumonia atau radang paru.
Kepala Seksi (Kasie) Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023/1444 H, dokter M Imran mengatakan, penyakit pneumonia gejala awalnya batuk pilek dan demam.
Penyakit ini mudah menyerang jemaah yang daya tahan tubuhnya rendah, jemaah lanjut usia, dan komorbid (memiliki penyakit bawaan). Namun pada lansia, gejala batuk pilek tak selalu muncul.
Banyaknya jemaah yang menderita pneumonia, tidak hanya menjadikan penyakit ini sebagai momok utama di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), tapi juga memicu lonjakan kematian jemaah haji 2023.
Baca Juga: 1 Jemaah Haji Hilang Ditemukan Meninggal, Disalatkan di Masjidil Haram
1. Tidak perlu ada karantina jemaah di Tanah Air
Imran mengatakan, sebelum Armina 154 orang meninggal karena pneumonia. Sedangkan setelah Armina 73 orang.
Kendati demikian, Imran memastikan tidak perlu ada karantina bagi jemaah yang pulang ke Tanah Air dalam kondisi batuk dan pilek.
"Tidak perlu karantina, tidak akan berdampak di Tanah Air. Ini murni batuk pilek biasa, tapi karena kena lansia jadi pneumonia," ujar Imran saat ditemui belum lama ini di KKHI Makkah, Arab Saudi.
Baca Juga: Haru, Dalam 1 Kloter 8 Jemaah Wafat, Ada yang Berpesan soal Asuransi