Upaya Pengendalian Banjir di Jakarta Terus Digenjot, Apa Saja?
Saluran air Jakarta tak sanggup menahan curah hujan ekstrem
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Berbagai upaya dan langkah strategis terus dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan banjir.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda Provinsi DKI Jakarta, Afan Adriyansah mengatakan, berbagai upaya penanggulangan banjir yang selama ini gencar dilakukan berdampak pada pengurangan titik genangan.
“Penanganan banjir di Jakarta bukan hal mudah. Kota Jakarta perlu menyeimbangkan laju ekonomi dan pelestarian lingkungan. Untuk mencapai hal itu dalam pemanfaatan ruang dilakukan secara efektif untuk setiap jengkal tanah di Jakarta,” ujar Afan Adriansyah, di Hotel Westin, Jakarta Selatan, disitat Kamis (7/7/2022).
Baca Juga: Warga Jakarta Harus Waspada, Banjir Rob Siap Melanda!
1. Saluran air di Jakarta tidak sanggup menampung curah hujan ekstrem
Ia memaparkan, Gubernur DKI Jakarta memiliki konsep mengkombinasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi Ruang Terbuka Biru (RTB). Salah satu contohnya yakni Tebet Eco Park.
"Di saat musim kemarau, RTH difungsikan sebagai RTH. Sementara saat musim hujan dalam kondisi diperlukan, disiapkan sebagai sarana pengendali banjir," ujarnya.
Ia mengungkapkan, saluran air di Jakarta tidak akan sanggup menampung curah hujan ekstrim. Sebab, kapasitas daya tampung saluran Kota Jakarta hanya untuk menampung air hujan sekitar 100 hingga 125 milimeter per hari.
“Dalam kondisi tertentu, air hujan akan ditahan sementara di taman atau RTH. Saat kondisi saluran kota sudah surut, barulah air hujan dialirkan," ujarnya.
Baca Juga: Upaya Pengendalian Banjir DKI Jakarta di era Anies Baswedan