Denny Indrayana Kritik Jokowi soal Pabrik Haji Isam, Ini Kata Istana
Kehadiran Jokowi disebut tidak etis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Denny Indrayana, mengkritik kehadiran Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam peresmian pabrik pengolahan sawit di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan yang didirikan PT Jhonlin Group milik Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam beberapa waktu lalu.
Menurut Denny, kehadiran Jokowi untuk meresmikan pabrik biodiesel Haji Isam itu tidak etis. Sebab, PT Jhonlin kini tengah tersandung isu suap pajak yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Dalam kondisi sedang dijerat dugaan kasus demikian, meskipun kita semua paham dengan asas praduga tidak bersalah adalah lebih etis dan bijak jika Presiden Jokowi tidak meresmikan proyek yang dimiliki oleh Johnlin Grup. Kehadiran Presiden Jokowi bagaimanapun akan menimbulkan persepsi politik hukum, bahwa Presiden melindungi Jhonlin Grup dan Haji Isam," kata Denny dalam keterangannya yang dikutip IDN Times, Rabu (27/10/2021).
Baca Juga: Jokowi Terbang ke Kalsel Akan Resmikan Pabrik Biodiesel Haji Isam
1. Denny singgung kedekatan Jokowi dengan Haji Isam harus punya etika bernegara
Denny mengatakan, di tengah sistem penegakan hukum yang masih rentan dari intervensi keuangan dan kekuasaan, kehadiran Jokowi dinilai sebagai tindakan yang tidak pas dan amat rentan dikritik.
"Memang, belum secara gamblang termasuk kategori menghalang-halangi proses penegakan hukum (obstruction of justice), namun paling tidak mempunyai batas yang sangat tipis dengan menggunakan kekuasaannya (trading of influence) untuk mempengaruhi proses penegakan hukum, utamanya di KPK dan Pengadilan Tipikor," jelasnya.
Denny melanjutkan, sedekat apapun relasi kuasa dan dana antara Jokowi dan Jhonlin Group, ia menilai harus tetap ada batasan etika bernegara.
"Bukan hanya semata untuk menjaga proses penegakan hukum yang bebas dari intervensi siapa pun, tetapi lebih jauh untuk menjaga marwah Presiden dan negara dalam berhubungan dengan benturan kepentingan, utamanya ketika berhadapan dengan pengusaha dan oligarki yang memang punya kedekatan relasi dengan diri sang Presiden," ucap dia.
Baca Juga: Ini Alasan Jokowi Mau Resmikan Pabrik Biodiesel Milik Haji Isam