TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Luhut Klaim Testing COVID-19 di RI Capai 170 Ribu Orang per Hari

Luhut sebut tracing COVID-19 di Tanah Air juga meningkat

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. (maritim.go.id)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan testing COVID-19 di Indonesia mencapai 170 ribu orang per hari. Dia menuturkan angka positivity rate Indonesia pekan ini hanya satu persen.

Angka tersebut di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut suatu wilayah terkendali jika positivity rate di bawah lima persen.

"Itu angkanya juga membaik. Jadi kalau ada orang berkomentar ditesting itu cuma 30 ribu, sekarang yang ditesting itu rata-rata 17 ribu per hari. Saya ulangi, 170 ribuan per hari. Jadi angka itu cukup oke, walaupun kami target sebenarnya masih lebih dari itu," kata Luhut dalam keterangan pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (27/9/2021).

Baca Juga: [UPDATE] COVID-19 di RI Tambah 1.390 Kasus, Kematian 118 Jiwa

1. Luhut sebut tracing di Indonesia alami peningkatan

Luhut Binsar Pandjaitan. (maritim.go.id)

Tak hanya itu, Luhut juga menyampaikan tracing di Indonesia terus meningkat. Dia mengatakan pemerintah melakukan tracing kepada lima orang yang melakukan kontak erat dengan pasien COVID-19.

"Tracing terus meningkat, hanya 26 persen kabupaten/kota di Jawa-Bali, minggu lalu 36 persen, jadi 10 persen membaik, dengan tingkat tracing terbatas atau lima kontak erat per konfirmasi," terang Wakil Ketua Tim Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) tersebut.

2. Luhut apresiasi kerja TNI-Polri dan Dinkes

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

Luhut pun mengapresiasi kinerja TNI-Polri, dan dinas kesehatan di setiap wilayah. Ia menilai penurunan kasus COVID-19 dan peningkatan testing merupakan hasil gotong royong dari pusat hingga daerah.

"Saya kira mereka sudah kerja bahu-membahu. Jadi kuncinya ini sebenarnya pengecekan time to time dan kemudian pemeriksaan detail ke bawah. Jadi tidak bisa seperti itu diberikan perintah lalu ditunggu hasilnya tidak bisa," ucap dia.

Baca Juga: Soal 2,8 Persen Siswa Positif COVID, Nadiem: Itu Angka Selama Pandemik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya