TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PDIP: SBY Mempolitisasi Hubungannya dengan Mega

PDIP minta SBY jangan bawa-bawa nama Megawati

ANTARA FOTO/ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Ahmad Subaidi

Jakarta, IDN Times - Beberapa hari terakhir, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 'curhat' mengenai hubungan dan koalisi partainya menjelang Pemilihan Presiden 2019. PDIP pun angkat suara.

SBY mengungkap, salah satu rintangan Demokrat tak bisa merapat ke koalisi petahana Joko "Jokowi" Widodo, karena hubungannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang masih belum pulih.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto justru menilai SBY selalu mempolitisasi hubungannya dengan Megawati. Ia pun tak setuju dengan pernyataan SBY yang menyebut seolah-olah Megawati menjadi penghambat masuknya Demokrat ke dalam koalisi.

1. SBY disebut selalu mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan Mega

Hasto Kristiyanto (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Mendengar pernyataan dari SBY tersebut, Hasto menanggapinya dengan cukup santai. Ia malah menuding bahwa setiap menjelang Pemilu, SBY selalu mengeluarkan pernyataannya tentang Megawati.

Monggo silakan lihat dalam jejak digital maupun media cetak, bahwa menjelang Pemilu pasti Pak SBY selalu menyampaikan keluhannya tentang Ibu Megawati. Padahal Ibu Megawati baik-baik saja. Selama ini beliau diam, karena beliau percaya terhadap nilai-nilai Satyam Eva Jayate, bahwa pada akhirnya kebenaran lah yang akan menang," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/7).

2. Keluhan SBY dinilai hanya demi kepentingan AHY

Instagram/@agusyudhono

Menurut Hasto, keluhan SBY tersebut adalah pergerakan politik untuk menaikkan nama putra sulungnya, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Hal tersebut disampaikan Hasto berbeda dengan yang dilakukan oleh Megawati.

“Seluruh pergerakan politik Pak SBY adalah untuk anaknya, sementara Ibu Megawati jauh lebih luas dari itu. Ibu Mega selalu bicara untuk PDI Perjuangan, untuk Pak Jokowi, untuk rakyat, bangsa dan negara, sementara Pak SBY selalu saja mengeluhkan hubungan itu," sindir SBY.

3. Menjelang Pilpres selalu ada kontroversi Mega dan SBY

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Kemudian, Hasto kembali mengingat kejadian menjelang Pilpres tahun 2004. Saat itu, SBY juga pernah menyampaikan bahwa dia pernah dizalimi dan membawa-bawa nama Mega.

“Saat itu Pak SBY menyatakan diri sebagai orang yang dizalimi. Secara psikologis, seharusnya yang menzalimi itu kan yang merasa bersalah, tetapi kenapa ya Pak SBY justru nampak sebagai pihak yang merasa bersalah dan selalu menuduhkan hal yang kurang pas tentang Ibu Mega?” terang Hasto.

Kemudian, di 2014, Hasto menyampaikan jika ada salah satu ketua umum partai yang mendesak Mega agar bertemu SBY. Hal itu disampaikan supaya SBY bisa mendukung Jokowi dan memastikan kemenangan Jokowi.

“Ibu Megawati menegaskan bahwa Pak Jokowi akan menang karena dukungan rakyat. Sekiranya pertemuan saya (Megawati) dengan Pak SBY dianggap sebagai faktor utama kemenangan Pak Jokowi, maka kasihan rakyat yang telah berjuang," ucapnya.

"Banyak rakyat kecil yang iuran 20-50 ribuan untuk Pak Jokowi. Masa dukungan rakyat yang begitu besar untuk kemenangan Pak Jokowi kemudian dinihilkan hanya karena pertemuan saya (Megawati)," lanjut Hasto menirukan ucapan Megawati saat itu.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya