TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pernyataan Lengkap Jokowi: Pilih PPKM Mikro Ketimbang Lockdown 

Jokowi nilai PPKM mikro kebijakan tepat saat ini

Pernyataan Presiden RI Joko (Jokowi) Widodo terkait Penanganan COVID-19 pada Rabu (26/6/2021). (youtube.com/SekretariatPresiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo memberikan pernyataan atas desakan masyarakat yang meminta agar pemerintah kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau lockdown. Dalam keterangannya, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah masih memilih untuk menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro ketimbang lockdown.

"Pemerintah telah memutuskan PPKM mikro masih menjadi kebijakan yang paling tepat untuk menghentikan laju penularan COVID-19 hingga ke tingkat desa atau akar masalah yaitu komunitas," kata Jokowi dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (23/6/2021).

Lalu, apa arahan lengkap Presiden Jokowi terkait penanganan COVID-19 di Indonesia?

Baca Juga: Jokowi Minta Masyarakat Tak Pertentangkan PPKM Mikro dan Lockdown

1. Jokowi akui terima masukan masyarakat soal lockdown

Pernyataan Presiden RI Joko (Jokowi) Widodo terkait Penanganan COVID-19 pada Rabu (26/6/2021). (youtube.com/SekretariatPresiden)

Mendapatkan banyak desakan dari masyarakat dan sejumlah pihak agar pemerintah mengambil kebijakan lockdown, Jokowi mengaku telah menerima masukan-masukan tersebut. Namun, seperti diketahui, kebijakan PPKM mikro dinilai yang paling tepat saat ini.

"Pemerintah telah mempelajari berbagai opsi penanganan COVID-19 dengan memperhitungkan kondisi ekonomi, sosial, politik di negara Indonesia dan pengalaman-pengalaman dari negara lain," jelas Jokowi.

2. PPKM mikro dinilai efektif dan tidak mematikan ekonomi rakyat

Ilustrasi karantina wilayah terbatas atau lockdown skala mikro. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Menurut Jokowi, adapun alasan pemerintah masih menerapkan kebijakan PPKM mikro karena kebijakan tersebut dianggap bisa efektif menurunkan laju penyebaran COVID-19. Selain itu, ekonomi masyarakat juga masih bisa berjalan.

"Kebijakan PPKM mikro masih menjadi kebijakan yang paling tepat untuk konteks saat ini, untuk mengendalikan COVID-19 karena bisa berjalan tanpa mematikan ekonomi rakyat," ucap Jokowi.

3. Jokowi sebut esensi PPKM mikro dan lockdown sama, sehingga tak perlu dipertentangkan

Seorang warga melintas di dekat mural bertema COVID-19 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (17/5/2021) (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro dan lockdown memiliki makna yang sama yaitu pembatasan kegiatan masyarakat. Sehingga, ia meminta masyarakat agar tak perlu mempertentangkan hal itu.

"PPKM mikro dan lockdown memiliki esensi yang sama yaitu membatasi kegiatan masyarakat. Untuk itu, tidak perlu dipertentangkan," tegas Jokowi.

4. Jokowi sebut PPKM mikro belum terimplementasi dengan baik sehingga minta dioptimalkan

Pernyataan Presiden RI Joko (Jokowi) Widodo terkait Penanganan COVID-19 pada Rabu (26/6/2021). (youtube.com/SekretariatPresiden)

Jokowi mengungkapkan, jika PPKM mikro bisa terimplementasi dengan baik, maka penyebaran virus corona bisa terkendali. Namun, kata Jokowi, persoalannya adalah kebijakan PPKM mikro belum dilakukan secara menyeluruh.

"Untuk itu, saya meminta kepada gubernur, bupati dan wali kota untuk meneguhkan komitmennya, mempertajam penerapan PPKM mikro, optimalkan posko-posko COVID-19 yang telah terbentuk di masing-masing wilayah desa atau kelurahan," instruksi orang nomor satu di Indonesia itu.

Menurut Jokowi, posko COVID-19 di desa ataupun kelurahan memiliki peran penting. Sehingga, ia meminta kepala daerah untuk mengoptimalkan fungsi posko-posko COVID-19.

"Fungsi utama posko adalah mendorong perubahan perilaku masyarakat agar disiplin 3M, emakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan. Kedisiplinan 3M menjadi kunci dan menguatkan pelaksanaan 3T, testing, tracing, dan treatment hingga ke tingkat desa," terangnya.

5. Jokowi minta masyarakat berhati-hati pada COVID-19 karena siapapun bisa terkena

Pasien COVID-19 bersiap memasuki bus sekolah untuk menuju Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran di Puskesmas Menteng, Jakarta, Minggu (20/6/2021) (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Maka dari itu, pria yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo ini meminta masyarakat untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Jokowi menegaskan bahwa virus corona tidak mengenal ras hingga status ekonominya, sehingga masyarakat dimintanya berhati-hati.

"Semuanya dapat terkena. Ini penyakit yang tidak melihat siapa kita. Jika kita tidak berhati-hati dan berdisiplin menjaga diri, kita bisa kena," ujar Jokowi.

Baca Juga: Jokowi: Jika Dapat Kesempatan Vaksinasi, Jangan Ada yang Menolak

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya