TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Satgas COVID-19 Ingatkan Aturan Main Kunker Pejabat Publik

Harus ada simulasi dalam kunker pejabat, terutama Presiden

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan situasi penularan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta perlu mendapatkan perhatian masyarakat secara luas dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan protokol yang seharusnya dilakukan saat pejabat publik kunjungan kerja ke daerah. Menurut dia, pihak pusat dan daerah wajib berkoordinasi agar tidak muncul kerumunan demi menyambut pejabat publik tersebut.

"Jadi, semua pihak harus beradaptasi termasuk pengelolaan kunker juga. Baik itu media yang meliput, harus jaga jarak atau pemerintah daerah di mana tempat itu akan dilakukan juga harus disiapkan dulu," kata Wiku kepada wartawan di Gedung Graha BNPB, Jumat (26/2/2021)

Baca Juga: Munarman soal Kerumunan Jokowi: Tegakan Hukum Seperti Kasus Rizieq

1. Satgas minta kunjungan kerja yang penting seperti Presiden harus simulasi terlebih dahulu

Presiden Joko Widodo akan meresmikan Bendungan Tukul di Pacitan, Jawa Timur (Instagram.com/jokowi)

Menurut Wiku, kunjungan kerja di masa pandemi COVID-19 memang harus mengikuti protokol yang ada. Dia mengimbau agar agenda penting seperti kunjungan kerja Presiden, harus dilakukan simulasi terlebih dahulu.

"Sehingga, akses masyarakat untuk ketemu baik secara virtual, atau dengan jarak harus disimulasikan. Sebenarnya, itu berlaku juga untuk kegiatan yang bentuknya seperti kunker. Pemerintah daerah juga harus melakukan simulasi dulu. Prakondisi masyarakat," ujar Wiku.

2. Video kunjungan Jokowi ke NTT timbulkan kerumuman jadi perbincangan warganet

Presiden Joko Widodo ketika lakukan kunjungan kerja ke NTT (Dokumentasi Biro Kepresidenan/Agus Suparto)

Sebuah video kunjungan Jokowi ke Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menyebabkan kerumunan banyak mendapatkan sorotan. Dalam video berdurasi 30 detik itu, tampak Presiden Jokowi tengah berdiri di mobil dengan atap yang terbuka. Dia melambai-lambaikan tangannya kepada masyarakat.

Di video tersebut juga terlihat kerumunan massa yang tengah mengerubungi Jokowi. Padahal, Jokowi dan pemerintah sering mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga jarak dan tidak berkerumun di tengah pandemi COVID-19.

Pihak Istana sempat memberikan penjelasan terkait video kerumunan itu. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Bey Machmudin, menjelaskan video tersebut memang diambil saat Jokowi berada di Maumere, NTT. Kejadian itu terjadi saat Jokowi hendak meresmikan Bendungan Napun Gete.

"Saat perjalanan, masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan. Ketika iring-iringan kendaraan melambat masyarakat maju ke tengah jalan. Sehingga, iring-iringan berhenti," kata Bey dalam keterangannya, Selasa (23/2/2021).

Menurut Bey, adanya kerumunan tersebut bukan disengaja, melainkan spontanitas masyarakat karena antusias bertemu dan menyambut kedatangan Jokowi.

"Kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka. Sehingga, Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," ujar Bey.

"Karena kalau diperhatikan, dalam video tampak saat menyapa pun Presiden mengingatkan warga untuk menggunakan masker. Dia sempat menunjukkan masker yang digunakannya," lanjutnya.

Dalam video yang beredar itu, terlihat juga mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut membagikan suvenir kepada masyarakat. Meski begitu, Bey menyebut bahwa Jokowi tetap mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.

"Itu spontanitas Presiden untuk menghargai antusiasme masyarakat, suvenirnya buku, kaos, dan masker. Tapi poinnya, Presiden tetap mengingatkan warga tetap taati protokol kesehatan," ujar Bey.

Namun, ramainya perbincangan terkait video itu di media sosial tak bisa dihindarkan. Bahkan, di jagat twitter, video tersebut sempat masuk ke dalam trending topic, dengan kata kunci kerumunan dan presiden. Banyak warganet yang kemudian membanding-bandingkan kejadian tersebut dengan kasus Rizieq Shihab.

Baca Juga: Koalisi Masyarakat Laporkan Jokowi ke Polisi Terkait Kerumunan di NTT

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya