TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tekan COVID-19 Jokowi Minta Daerah Terapkan Mini Lockdown, Apa Itu?

Jokowi minta Komite instruksikan mini lockdown ke daerah

Jokowi memberi arahan dalam rapat terbatas pada Senin (14/9/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta intervensi berbasis lokal diterapkan untuk menurunkan kasus virus corona di Indonesia. Dia menilai, cara ini akan lebih efektif menekan laju kasus COVID-19.

Jokowi pun memerintahkan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk menyampaikan hal itu kepada para pimpinan daerah.

"Intervensi berbasis lokal ini agar disampaikan kepada provinsi kabupaten/kota. Artinya pembatasan berskala mikro baik itu di tingkat desa, di tingkat kampung, di tingkat RW, RT atau di kantor atau di pondok pesantren," kata Jokowi dalam rapat terbatas yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Senin (28/9/2020).

Baca Juga: Ketika Jokowi Dengar Curhat Perjuangan Dokter yang Menangani COVID-19

1. Jokowi katakan mini lockdown lebih efektif turunkan kasus

Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas pada Kamis (24/9/2020) di Istana Kepresidenan (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Menurut Jokowi, pembatasan sosial berskala mikro tersebut akan lebih efektif. Dia mengatakan, dibandingkan mengisolasi satu wilayah, itu akan merugikan banyak orang.

"Mini lockdown yang berulang itu akan lebih efektif. Jangan sampai kita generalisir satu kota atau satu kabupaten apalagi satu provinsi, ini akan merugikan banyak orang," tutur Jokowi.

2. Jokowi sebut kasus aktif RI lebih rendah sedikit dari rata-rata dunia

Presiden Joko memberikan pidato di Sidang Umum PBB (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Berikutnya, Jokowi juga memparkan perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia per 27 September 2020. Dia mengatakan, kasus aktif di Indonesia sudah sedikit lebih rendah dari rata-rata dunia. Dia pun meminta jajarannya untuk terus diperbaiki hal tersebut.

"Rata-rata kasus aktif di Indonesia itu 22,46 persen. Ini sedikit lebih rendah daripada rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 23,13 persen. Saya kira ini baik untuk terus diperbaiki lagi," ujarnya.

Baca Juga: [BREAKING] Innalillahi! Dirjen KKP Aryo Hanggono Wafat karena COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya