TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tekan Kasus COVID-19, Moeldoko: Pemerintah Bekerja Habis-habisan

Evaluasi penanganan COVID-19 dilakukan setiap minggu

Dok. Kantor Staf Presiden

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan pemerintah akan bekerja habis-habisan untuk menekan jumlah kematian akibat virus corona atau COVID-19. Sebab hingga hari ini jumlah kematian akibat virus corona masih tinggi, yakni 3.710 orang.

"Kalau itu menjadi titik prioritas, maka pemerintah dengan segala cara akan bekerja habis-habisan untuk mengurangi jumlah kematian. Jumlah korban dan jumlah kematian," kata Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (14/7/2020).

1. Kasus positif bertambah karena yang diperiksa semakin banyak

Dok. Kantor Staf Presiden

Berdasarkan CFR (case fatality rate) yang ditampilkan oleh Our World in Data, kasus kematian Indonesia berada di posisi 6 dunia, yaitu 4,76 persen dari total kasus. Sementara di Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat pertama kasus kematian tertinggi akibat COVID-19.

Moeldoko mengatakan pemerintah akan bekerja maksimal untuk menekan angka kematian pasien COVID-19. Mantan Panglima TNI itu menyinggung bahwa kenaikan kasus di Indonesia lantaran tes COVID-19 yang terus meningkat. Sehingga ada pelonjakan kasus.

"Nah sekarang ada kecenderungan kelihatannya meningkat itu temuan kasus positif. Itu memang berbanding lurus dengan jumlah rapid atau swab test yang dilakukan. Semakin banyak, maka akan menemukan semakin banyak (temuan kasus)," tutur Moeldoko.

2. Perkembangan COVID-19 dievaluasi setiap pekan

Dok. Kantor Staf Presiden

Moeldoko menyampaikan setiap minggu Presiden Joko "Jokowi" Widodo selalu menggelar rapat terbatas tentang penanganan COVID-19. Dalam rapat tersebut Jokowi mengevaluasi perkembangan virus corona di daerah-daerah.

"Awal-awal dulu bisa dua kali ya, sekarang Gugas Tugas sudah semakin optimum, maka seminggu sekali untuk ikuti perkembangan dari waktu ke waktu," ucapnya.

Baca Juga: Moeldoko: Jokowi Marah-marah Usai Melihat Indeks Ekonomi Dunia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya