TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tekan Polusi, Kendaraan di Jakarta Harus Hindari Premium

Premium punya kadar gas berlebih yang buat polusi meningkat

Ilustrasi. Petugas kepolisian berjaga memantau arus mudik lebaran. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Jakarta, IDN Times - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, menegaskan kendaraan di DKI Jakarta sudah seharusnya menghindari penggunaan bahan bakar jenis premium. Hal itu penting guna mengurangi polusi udara di Ibu Kota.

"Kalau sekarang ada wacana hapus premium, Jakarta memang harusnya sudah tidak pakai premium. Seharusnya sudah pakai pertamax untuk penggunaan di Jakarta, atau bahkan pertamax turbo dengan emisi lebih rendah," kata Tulus seperti dikutip ANTARA, Kamis (30/12/2021).

Baca Juga: Premium Bakal Dihapus, YLKI: Ibu Kota Harusnya Memang Sudah Tak Pakai

1. Emisi Premium tinggi

Ilustrasi pengisian BBM di SPBU Pertamina. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Tulus menuturkan, tingkat polusi udara di Jakarta bisa semakin parah karena BBM murah seperti premium memiliki kadar emisi gas buang lebih tinggi. Demi mengurangi polusi udara, menurutnya, solusi yang relevan adalah beralih dari menggunakan transportasi pribadi ke angkutan publik atau angkutan massal.

Maka dari itu, Tulus mendorong badan usaha bidang jasa transportasi di Jakarta seperti TransJakarta untuk melakukan inovasi layanan kepada konsumen baik pra perjalanan, selama perjalanan, hingga setelah perjalanan.

"Apalagi sekarang semua didorong integrasi tarif, moda, MRT, LRT, jadi positif untuk menata transportasi dan konsumen harus dimanjakan berbagai pelayanan," kata Tulus.

2. Premium dihapus, Pertalite masih ada

Operator SPBU mengisi BBM pada mobil saat perkenalan kepada konsumen program baru layanan pesan antar BBM Pertamina di SPBU Coco, Sentul City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (5/12). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Sebelumnya, Komisaris PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok, memastikan keberadaan Pertalite tahun depan tetap dipertahankan. Namun, lain halnya dengan Premium yang dapat dipastikan tidak akan tersedia lagi pada 2022 nanti.

"Pertalite tidak dihapus," ucap Ahok, kepada IDN Times, Selasa (28/12/2021).

Ahok kemudian membeberkan alasan penghapusan Premium. Salah satunya karena Premium dianggap membahayakan kesehatan dan lingkungan.

"Harusnya begitu, kalau masyarakat juga makin sadar pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan," kata dia.

Langkah selanjutnya bagi Pertamina, menurut Ahok, memikirkan skema subsidinya.

"Tinggal subsidi BBM-nya yang mungkin pindah ke Pertalite jika Premium sudah tidak dipakai," ucapnya.

Baca Juga: Bensin Premium Murah Tapi Berisiko Merusak Mesin

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya