TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ternyata Ini Alasan Kelompok Teroris Rekrut Perempuan Lakukan Teror

Mabes Polri diteror seorang perempuan berinisial ZA

Seorang terduga teroris yang menyerang di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) (dok. Tangkap Layar KompasTV)

Jakarta, IDN Times - Kelompok teroris saat ini menyasar perempuan sebagai kaki tangan untuk melancarkan aksi teror mereka. Hal ini diungkapkan Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto. Menurut dia, itulah jawaban kenapa banyak aksi teror saat ini dilakukan oleh perempuan.

"Perempuan ini menjadi salah satu sentral setelah banyak tewas para pendukung pria. Karena memang banyak kekosongan tenaga pria, maka wanita direkrut untuk itu," jelas Wawan dalam diskusi Polemik MNC Trijaya, Sabtu (3/4/2021).

Baca Juga: BIN: Mabes Polri Sudah Tahu Ada Ancaman Serangan Teroris Sejak Januari

1. Perempuan lebih emosional, sehingga dijadikan sasaran kelompok teroris

Ilustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Selain itu, kata Wawan, wanita memang dinilai lebih emosional, sehingga hal itu mendorong para kelompok teroris untuk merekrut anggota wanita.

"Kalau di Indonesia semula hanya ada satu napi wanita di lapas Tangerang. Berikutnya malah bertambah dari keluarga dan bahkan anak yang dilibatkan, dan ini efek peniruannya sudah meningkat. Bahkan wanita yang mengajak," tutur dia.

2. Pelaku perempuan disebut lebih militan dibanding laki-laki

Ilustrasi polisi ( ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Senada dengan Wawan, mantan narapidana tindak pidana terorisme, Haris Amir Falah juga menyebut, terdapat pergeseran dalam pergerakan kelompok teror. Salah satunya yaitu menyasar perempuan untuk dipersiapkan sebagai pelaku. Hal ini dilakukan karena perempuan dinilai lebih militan dalam melakukan aksinya dibanding laki-laki.

"Sekarang itu trennya adalah wanita. Bahkan dari temuan saya di lapangan itu, justru wanita itu lebih miltan daripada laki-laki," kata Haris dalam acara yang sama.

Dia memaparkan, tren ini berbeda jauh dengan pergerakan kelompok teroris pada tahun sebelumnya. Pada 2010 lalu, mereka tidak pernah melibatkan perempuan dan anak-anak dalam aksi penyerangan.

Kondisi ini justru berbalik saat ini. Haris mengatakan, justru sekarang banyak perempuan yang mengajak suaminya untuk bergabung dalam aksi-aksi teror.

"Banyak yang suaminya ikut, bukan karena suaminya yang ngajak istrinya tapi justru istrinya yang ngajak suaminya," ungkap dia.

Baca Juga: ZA Lolos Bawa Senjata Api, Mabes Polri Periksa Penjaga Pintu Masuk

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya