Dua Tahun Setelah Penggusuran, 24 Warga Kampung Akuarium Meninggal Dunia
Ini jawaban Anies atas tuntutan warga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Udara panas. Terik matahari menyengat. Warga yang jadi pengisi acara naik-turun panggung sederhana. Peluh membasahi wajah belasan anak perempuan yang menggunakan baju dengan jilbab warna merah muda. Mereka menyanyi dan menari. Suasana ceria.
Di Kampung Akuarium, kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu pagi (14/4), ratusan warga mengepung panggung yang didirikan untuk memperingati dua tahun penggusuran warga oleh Pemerintah Provinsi Jakarta, pada 11 April 2016.
Baca juga: Ceroboh, Situs Bersejarah Jakarta Ikut Jadi Korban Penggusuran Pasar Ikan!
Warga menunggu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Kehadiran Anies tak ada dalam jadwal resmi kegiatan harian gubernur yang biasanya dibagikan ke awak media. Tapi sejumlah panitia rupanya sudah mendapat informasi bahwa Anies bakal datang. Banyak pendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di kawasan yang menjadi korban kebijakan pemerintahan Gubernur Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok ini.
Menjelang siang, beberapa mobil yang membawa rombongan Anies tiba di lokasi. Warga menyambut meriah. Belasan kamera televisi dan juru foto mengepung Anies, yang lantas duduk bergabung dengan warga di kursi plastik yang ditata di depan panggung.
Pak Roji didapuk naik panggung berpidato mewakili warga. “Terima kasih sudah membangun penampungan sementara atau shelter. Bapak Anies ini memang penolong kita semua,” kata Roji, yang bekerja sebagai nelayan. Dia menggunakan kaus warna biru, kaus yang digunakan warga, juga panitia. Ada tulisan, “dari shelter menuju kampung harapan yang baru,” di bagian dada.
Kaus itu juga yang digunakan belasan anak yang naik panggung kemudian. “Sambutlah Band Puing, yang baru dibentuk semalam oleh warga untuk acara ini,” ujar pembawa acara.
Suara yang lumayan padu meluncur dari mereka. Lagu yang dinyanyikan, “Rumah Kita”, karya God Bless. Pas banget, sesuai perasaan warga yang terusir dari rumahnya sendiri, dua tahun lalu.
“Hanya bilik bambu tempat tinggal kita. Tanpa hiasan, tanpa lukisan. Beratap jerami, beralaskan tanah, namun semua ini punya kita. Milik kita sendiri…..”
Ada suara yang terasa sedikit sumbang saat mereka menyanyikan refrain, “Lebih baik di sini, rumah kita sendiriiiii..”. Seolah mewakili perasaan galau, bertanya kapan mereka kembali mendapatkan rumah yang bisa mereka miliki?
Anies naik ke panggung dan menyalami anak-anak anggota Band Puing. Puluhan awak media dan warga maju berebut mengabadikan momen ini.
Lantas Anies Baswedan pidato. Gayanya kasual, menggenakan kemeja lengan panjang warna hijau.
1. Anies menanggapi pekerjaan rumah yang belum rampung di Kampung Akuarium
Pak Roji dalam pidato mewakili warga mengingatkan pekerjaan rumah yang harus dipenuhi, sebagaimana janji-janji Anies-Sandi kepada warga kampung Akuarium. Kontrak politik dengan Jaringan Rakyat Miskin Kota diteken pada tanggal 8 April 2017.
Isinya ada lima hal yaitu perubahan tata ruang perkampungan, legalisasi lahan perkampungan, program hunian terjangkau untuk rakyat miskin, dan perizinan usaha bagi PKL, serta bantuan alih profesi bagi tukang becak.
Anies menanggapi dengan mengatakan, “proses teknokratik tak selalu sama dengan proses ketika kita di luar birokrasi. Tapi, Insyaallah semua kita tunaikan, ada beberapa simpul kemacetan, akan diatasi. Sebagian karena sistem, sebagian soal yang mengerjakan tidak mengerjakan dengan baik.”
Baca juga: Cerita Anies soal Korban Kebakaran Taman Kota yang Bikin Kita Melongo