TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ganjar-Mahfud Tekankan Toleransi Umat Beragama di Konser Lilin Putih

Konser Lilin Putih digelar buat rayakan Nataru

Ganjar Pranowo-Mahfud MD hadiri Konser Lilin Putih di Balai Sarbini, Rabu (3/1/2024). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menghadiri Konser Lilin Putih dalam rangka perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Balai Sarbini, Jakarta, Rabu (3/1/2024) malam.

Dalam acara itu, Ganjar dan Mahfud MD menekankan pesan toleransi antarumat beragama. Ganjar mengatakan, rasa kemanusiaan adalah hal yang memersatukan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, golongan, dan sebagainya.

“Mungkin di antara kita tidak satu agama, mungkin di antara kita tidak satu golongan, mungkin di antara kita tidak satu suku, atau barangkali mungkin tidak satu parpol. Tapi saya ingin meyakinkan kita hadir di sini karena kita saudara sekemanusiaan,” kata Ganjar di Balai Sarbini, Jakarta, Rabu.

Baca Juga: Menag: Moderasi Kunci Kerukunan dan Toleransi Umat Beragama

1. Toleransi diajarkan seluruh agama

Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD di Konser Lilin Putih, Jakarta, Rabu (3/1/2024). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Mahfud MD juga menekankan hal yang sama. Dia mengatakan, seluruh agama mengajarkan toleransi. Misalnya Islam yang dasarnya adalah perdamaian, keselamatan, dan kesatuan.

“Seperti kata Mbak Yenny (Wahid) tadi, agama Islam yang saya anut, itu memang salah satu kata dasarnya itu berarti agama perdamaian, agama keselamatan, agama kesatuan itu dari kata syin, lam, dan mim itu,” ucap Mahfud MD.

Baca Juga: Dipuji Tak Beda-bedakan Umat Beragama, Ganjar: Toleransi Dirawat 

2. Kunci kesatuan bangsa adalah saling menerima

Konser Lilin Putih di Balai Sarbini, Jakarta, Rabu (3/1/2024). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Mahfud menambahkan, Islam dan Indonesia menekankan penerimaan atas keberagaman yang ada. Meski begitu, dia menegaskan tidak ingin menjadikan indonesia negara Islam, tetapi negara yang bersatu di atas segala perbedaannya.

“Kalau akseptasi, kita saling menerima dan bersatu untuk mencapai tujuan bersama. Itulah arti ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Karena ada yang menyalahpahamkan sekejap memelesetkan ketika saya bicara ke-Islaman dan ke-Indonesiaan itu seakan-akan mau menjadikan Indonesia negara Islam, justru tidak,” kata Mahfud.

Baca Juga: 5 Manfaat Keberagaman Individu, Saling Melengkapi!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya