Mengenal Gempa Swarm yang Guncang Salatiga hingga 24 Kali, Apa Itu?
Rentetan gempa mengguncang Salatiga pada Sabtu malam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gempa yang terjadi di Kota Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa terjadi sebanyak 24 kali pada Sabtu (23/10/2021). Rentetan gempa tektonik tersebut terjadi sejak pagi dini hari pukul 00.32.05 hingga pukul 21:11:48 WIB.
Gempa tersebut tergolong gempa swarm berdasarkan hasil analisis BMKG. Apa itu gempa swarm dan apa yang memicunya? Berikut penjelasan dari Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono.
1. Apa itu gempa swarm?
Daryono mengatakan swarm adalah serangkaian aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil, dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi. Gempa jenis ini berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal.
Jika gempa pada umumnya terjadi karena aktivitas teknotik, gempa swarm justru terjadi karena proses kegunungapian (vulkanik). Gempa swarm yang dihasilkan karena aktivitas tektonik murni hanya sedikit.
Baca Juga: Dilanda Puluhan Gempa Berentet, Apa yang Terjadi di Samosir?
Daryono menjelaskan gempa vulkanik swarm terjadi karena ada gerakan fluida magmatik yang mendesak dengan tekanan ke atas dan ke samping tubuh gunung melalui saluran magma (conduit) atau bagian yang lemah (fracture dan patahan) dari gunung.
"Intrusi magmatik yang memotong lapisan batuan ini disebut dike. Dengan energi dorong dan tekanan dike ke atas yang terus menerus melewati bagian tubuh gunung, maka akan terjadi proses rekahan perlahan-lahan hingga menyebabkan gempa kecil yang terjadi berulang-ulang dan tercatat oleh sensor seismograf," tambahnya.
Editor’s picks
Baca Juga: [BREAKING] Gempa di Danau Toba, Getaran Terasa di Balige dan Samosir