Bappenas Ingatkan Ancaman Terorisme Siber
Bangladesh kecurian uang hingga US$10 juta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, mengingatkan Badan Nasional Penanggulangan Terorime (BNPT) terkait ancaman terorisme siber. Menurutnya, perang konvensional yang ditandainya dengan kontak senjata atau nuklir perlahan mulai ditinggalkan.
"Selain yang konvensional, yang dilakukan BNPT, Pak Suhardi dan kawan-kawan mungkin perlu perkuat potensi terorisme siber. Karena bisa kita lihat di film-film terkait terorisme modern sudah bicara mengenai siber," kata Bambang saat memberikan sambutan pada rapat kerja BNPT 2019 di Grand Sahid, Jakarta, Kamis (17/1).
Baca Juga: Cegah Radikalisme, Anggaran BNPT Tahun Ini Rp669 Miliar
1. Bambang ceritakan kasus terorisme siber yang terjadi di Bangladesh
Di sela sambutannya, ia menceritakan bagaimana Bank Sentral Bangladesh kehilangan uang hingga US$10 juta pada Mei 2018 lalu. Bagi Bambang, kasus tersebut merupakan ancaman nyata dari terorisme siber.
"Kasus tersebut membuat Gubernur Bank Sentral Bangladesh harus mengundurkan diri. Kenapa? Karena terjadi hacking atau serangan siber terhadap sistem keuangan di Bangladesh yang tentunya menjadi tanggung jawab dia," beber dia.
Lebih buruk lagi, uang yang telah dicuri langsung dilarikan ke kasino agar jejak digital dan akun rekening yang digunakan pelaku tidak terdeteksi.
Baca Juga: Ini Beda Kubu Jokowi dan Prabowo Menangani Isu Terorisme