TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Benarkah Pabrik Tempe Bikin Kali Item Bau? Ini Kata Para Perajin

Padahal olahan tempe sama sekali tidak pakai bahan kimia

IDN Times/Vanny El Rahman

Jakarta, IDN Times- Kala itu jarum jam menunjukkan pukul 12.38 WIB. Seorang pengusaha tempe bertelanjang dada tengah tidur di atas dua karung besar berisi kedelai. Tidurnya tampak pulas. "Dari tadi dia keliling mas, diwawancarain sama pemerintah , sama wartawan tentang usaha tempe juga. Capek kali dia mas haha," ujar rekannya sembari mengolah kedelai. 

Tidak lama setelah itu, sekitar pukul 12. 45 WIB, pria tersebut bangun. Dia adalah Mukromin, pemilik usaha tempe yang telah berdiri sejak era 1970. "Sini aja kalau mau wawancara," katanya seraya bangun dari tidurnya. 

Dalam keadaan duduk dan penuh kesadaran, ia mengaku resah terhadap pemberitaan yang mengatakan bahwa limbah tempe adalah penyebab Kali Sentiong alias Kali Item menjadi keruh dan menimbulkan bau tidak sedap. "Gak bisa disalahkan tukang tempe juga, orang sejak pabrik ini ada tahun 1970an udah kotor itu kalinya. Karena di Kali Item itu limbahnya dari mana-mana," jelasnya kepada IDN Times di Kelurahan Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/1). 

Lantas, bagaimana Mukromin membantah setiap tuduhan yang menyerang pengusaha tempe? Yuk simak ulasannya. 

Baca juga: 5 Fakta Kali Item Versi Warga Sekitar, Kamu Gak Akan Duga

1. Tempe diolah tanpa bahan kimia

IDN Times/Vanny El Rahman

Mukromin mempersilahkan IDN Times untuk melihat bagaimana proses pembuatan tempe, mulai dari proses perebusan hingga fase fermentasi. Ia menegaskan bahwa tidak ada campur tangan bahan kimia sepanjang proses pembuatannya. 

"Kalau yang masih menyalahkan pembuat tempe, bisa dipastikan dia ikut-ikutan saja. Tempe itu kalau diolah pakai bahan kimia gak akan jadi dia. Pakai pewarna aja, gak jadi tuh tempe. Jadi limbahnya itu limbah air dan itu alami," beber dia. 

2. Kulit bekas olahan dijadikan pakan ternak

IDN Times/Vanny El Rahman

Ia lanjut bercerita, sekalipun ada sisa dari kedelai yang tidak bisa diolah itu adalah bagian kulitnya. Meski begitu, kulitnya tetap bisa dimanfaatka menjadi bahan pakan ternak. 

"Kalau kulitnya itu bisa jadi bahan makanan ternak, itu bagus mas buat ternak bisa cepet besarin badannya. Jadi kulitnya juga gak dibuang," terangnya. 

"Jadi limbahnya itu bukan kayak limbah yang dipikirin masyarakat. Kalau ditanya kenapa hitam, harusnya pemerintah tahu kalau limbah itu bermuaranya di Kali Item," lanjut dia dengan beharap bahwa publik tidak menyalahkan pengusaha tempe. 

Baca juga: Sejarah Kali Item, Dulu 90 "Toilet Umum" Berjejer Di Situ

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya