Ini Komentar Para Santri Tentang Benarkah Islam Mengajarkan Radikalisme
#SantriZamanNow harus gaul dan bisa berbaur supaya bisa menyebarkan paham Islam yang damai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times- Pasca serangkaian insiden terorisme yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia, sebagian pemeluk ajaran Islam mendapat perhatian lebih. Terkhusus setelah uji coba pembunuhan anggota brimob dan penyerangan di beberapa kantor kepolisian menggunakan atribut Islam, seperti niqab ataupun sorban serta peci.
Meski tindakan radikalisme kerap diidentikkan dengan agama Islam, Presiden Republik Indonesia Joko 'Jokowi' Widodo beserta Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian telah menegaskan bahwa terorisme tidak mengenal agama. Mereka menolak adanya keterkaitan antara terorisme dengan ajaran Islam.
Menanggapi stigma tersebut, IDN Times meminta pendapat dari kalangan santri. Mengingat santri adalah istilah bagi mereka yang belajar di sebuah sekolah berasrama atau pondok pesantren dan sepanjang 24 jam aktivitas mereka dipenuhi oleh kegiatan Islami.
Baca juga: Sambut Ramadan, PLN Beri Diskon 50 Persen untuk Pemasangan Listrik
Makna daripada salam yang diucapkan ketika antara muslim saling bertemu, menurut Faris, memperkuat peran Islam sebagai agama yang menyebarkan kedamaian. "Dalam salam, terkandung esensi perdamaian. Begitupun dengan kata basmalah, terkandung konsep kasih sayang," sambung pria yang juga mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu.
Faris berpendapat, pesantren bisa menjadi benteng yang membekali generasi muda untuk melawan paham radikalisme. Dia tidak sependapat dengan berbagai stigma yang menilai bahwa pesantren adalah lumbung paham intoleransi.
"Pesantren adalah salah satu tempat menimba ilmu dengan berbasis budaya lokal. Di pesantren, selain dibekali ilmu ke-Islaman, juga diajari kearifan lokal termasuk cara berpikir masyarakat setempat. Sepengalaman saya, pesantren seperti itu justru anti-pati terhadap paham radikal. Ya kalaupun ada yang radikal itu adalah oknum dan pasti langsung diasuh oleh kiai," beber dia.
1. Terorisme adalah tindakan oknum yang tidak bisa dipukul rata
Faris Maulana Akbar, santriwan di Pondok Pesantren Darus Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan, menjelaskan bahwa terorisme adalah perbuatan yang dilakukan oleh oknum tertentu. Menurutnya, radikalisme adalah hal yang bertentangan dengan ruh Islam itu sendiri.
"Kesalahpahaman terjadi hanya karena mereka menganggap Islam mengajarkan radikalisme karena mereka hanya melihat dari satu kasus saja. Padahal, Islam itu sendiri berasal dari kata aslama-yuslimu-Islaman yang artinya menyelamatkan. Yang diajarkan adalah kedamaian, jadi itu (radikalisme) bukan ajaran Islam," kata Faris saat kepada IDN Times, Jumat (18/5).
"Santri itukan dikenalnya gak gaul, nah ini salah satu tantangannya. Jadi bagaimana caranya kita nunjukkin kalau kita bisa gaul juga. Nah nanti barulah semua pemuda bersatu. Dan kita harus nunjukkin kalau kita pemuda bisa menjadikan Indonesia lebih baik lagi," kata dia.
Baca juga: Banyak Teror, PBNU Yakin Kiai Aman di Tangan Santri