TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kerap Dikaitkan dengan Terorisme, Ternyata Ini Makna Radikalisme

Yuk dibaca supaya tidak termakan stereotipe yang beredar

Ilustrasi gerakan melawan radikalisme (IDN Times/Sukma Shakti)

Jakarta, IDN Times - Kata radikalisme sering diartikan sebagai pemahaman yang menyimpang. Terminologi tersebut kerap digunakan untuk merujuk pemahaman atau perilaku individu yang telah melakukan perbuatan destruktif mengatasnamakan agama.

Bahkan, seiring dikeluarkannya UU No. 5 tahun 2018 tentang Tindak Pidana Terorisme, istilah radikalisme menjadi landasan bagi aparat untuk melakukan penegakan hukum.

Apakah penggunaan kata radikalisme sudah tepat? Yuk kita bahas bersama.

Baca Juga: 5 Istilah Terkait Radikalisme Ini Perlu Diketahui, Jangan Offside!

1. Memaknai radikalisme secara etimologi

Ilustrasi Stop Radikalisme (IDN Times/Mardya Shakti)

Secara bahasa, mengutip pada laman daring kbbi.kemendikbud.go.id, radikalisme berasal dari kata radikal yang artinya secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip); amat keras menuntut perubahan; maju dalam berpikir dan bertindak.

Sementara, kata radikalisme berarti paham atau aliran yang radikal dalam politik; paham atau aliran yang menginginkan perubahan sosial dan politik dengan cara kekerasan; sikap ekstrem dalam aliran politik.

Dalam Kamus Ilmiah Populer yang ditulis oleh Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry terbitan Arkola Surabaya, radikal berarti berkenaan dengan akar sesuatu; tegas dalam bertindak. Kamus ini juga memasukkan kata radiks yang berarti akar; pangkal.

Adapun radikalisme diartikan sebagai paham politik kenegaraan yang menghendaki perubahan besar dalam mencapai taraf kemajuan.

2. Memaknai radikalisme versi BNPT

bnpt.go.id

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memiliki cara sendiri dalam memaknai terorisme. Menurut instansi ini, radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan. Secara singkat, radikalisme adalah embrio lahirnya terorisme.

BNPT memiliki beberapa cara untuk mengenali individu yang menganut paham radikal. Pertama, mereka intoleran atau tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain.

Kedua, mereka fanatik atau selalu merasa benar sendiri dan menganggap yang lainnya salah. Kemudian, mereka eksklusif atau membedakan diri dari umat lainnya. Terakhir, mereka revolusioner atau cenderung menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan.

Baca Juga: Lawan Radikalisme, Wahid Foundation Ajak Perempuan Ciptakan Desa Damai

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya