TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Marak Kekerasan pada Tokoh Agama, Pria Gangguan Jiwa di Banten Jadi Korban Persekusi

Korban merupakan penghuni panti sosial yang kabur sejak 2017

Ilustrasi kekerasan anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Jakarta, IDN Times - Polda Banten mengamankan pria bernama Wahyu (28) yang menjadi korban persekusi warga Kelurahan Sukaratu, Kecamatan Majasari, Kabutapen Pandeglang, lantaran diduga antek Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ingin membunuh Kiai Encep Muhaimin atau tokoh agama setempat.

Baca juga: Lagi, Yogyakarta Dinodai Kasus Persekusi

1. Dampak maraknya penyerangan pada tokoh agama

Rappler

Kabid Humas Polda Banten AKBP Zaenudin mengatakan pria tersebut menjadi korban pemukulan warga tanpa didasari alasan yang kuat. Menurut polisi berpangkat melati dua itu, keucurigaan warga terhadap Wahyu merupakan dampak dari maraknya penyerangan terhadap tokoh agama beberapa hari terakhir.

“Terkait berita bahwa ada orang yang menyuruh untuk membunuh KH Encep M itu adalah hoax, saya ulangi itu adalah hoax. Saya mengajak kepada saudara-saudara untuk tidak main hakim sendiri dan waspada dengan tipu muslihat dari pihak yang tidak bertanggung jawab,” kata Zaenudin kepada IDN Times, Selasa (13/2).

2. Wahyu dicurigai karena berkeliaran di sekitar kediaman Kiai Encep

IDN Times/Sukma Shakti

Zaenudin menjelaskan kecurigaan warga karena Wahyu kerap berkeliaran di sekitar kediaman Kiai Encep. Meski demikian, Zaenudin justru merasa aneh lantaran jarak antara tempat korban mondar-mandir dengan tempat tinggal Kiai Encep cukup jauh.

“Pada Sabtu 11 Februari 2018, sekitar pukul 23.00 WIB, sekitar 40 warga mengamankan Wahyu di pos ronda setempat. Ia diamankan karena sering mondar-mandir di sekitaran rumah Kiai Encep, padahal jaraknya dengan rumah Kiai Encep adalah 500 meter, cukup jauh itu,” kata dia.

Selanjutnya, kata Zaenudin, beredar kabar Wahyu merupakan antek PKI yang ingin membunuh agamawan setempat. Alhasil, warga memukuli Wahyu hingga mendapat sembilan luka jahitan di pelipis mata kirinya.

“Saat diamankan di pos ronda, sekelompok warga tidak bertanggung jawab melakukan pemukulan. Kemudian salah satu saksi melaporkan tindakan tersebut kepada Polsek Pandeglang. Namun saat petugas tiba, sekelompok warga tersebut sudah tidak ada,” ungkap dia.

3. Kiai Encep tidak merasa terancam

IDN Times/Sukma Shakti

Setelah dilakukan pendalaman, rupanya Kiai Encep tidak sedikitpun merasa terancam. Karenanya, Zaenudin menyayangkan tindak persekusi tersebut terjadi lantaran tidak ada upaya konfirmasi terhadap pihak-pihak yang bersangkutan.

“Dan yang lucu lagi, KH Encep malah tidak pernah merasa ada orang yang mengawasi dirinya, loh kok orang lain yang sibuk memviralkan bahwa KH Encep akan dibunuh. Luar biasa. Ada skenario apa ini?” Zaenudin bertanya.

Baca juga: Walau Ada Insiden Pengusiran Biksu, Tangerang Tetap Klaim Kota yang Toleran

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya