Penyerangan Tokoh Agama Ada Kemiripan dengan Kasus Naga Hijau 1996?
Ada upaya memicu sentimen publik dari isu SARA
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Maraknya insiden penyerangan terhadap tokoh agama belakangan ini dinilai beberapa kalangan, serupa dengan kasus pembantaian tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur pada 1996, yang dikenal dengan 'dukun santet' atau Naga Hijau.
Dikutip dari Nu.or.id, Senin (19/2), Naga Hijau merupakan kasus pembantaian terhadap guru ngaji dan ulama NU lantaran situasi politik yang menegang. Diawali dari penyerangan kepada ulama dan guru ngaji di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca juga: Marak Kekerasan pada Tokoh Agama, Pria Gangguan Jiwa di Banten Jadi Korban Persekusi
1. Kesamaan dalam pola memantik sentimen SARA pada kontestasi politik
Menanggapi hal itu, Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Akh Muzakki mengatakan, terdapat kesamaan dari segi pola antara kasus Naga Hijau 1996 dengan penyerangan terhadap tokoh agama yang tengah marak akhir-akhir ini.
"Memang korban dan modusnya berbeda, tapi dari segi pola ada kesamaan. Yaitu sama-sama ingin memantik sentimen SARA dalam kaitan kontestasi politik. Pada saat itu (1996) stabilitas politik sedang terancam," kata Muzakki kepada IDN Times baru-baru ini.
Menurut pria yang juga Guru Besar Sosiologi Pendidikan UIN Sunan Ampel Surabaya ini, modus semacam ini bukanlah hal baru. Sebab, hampir setiap momentum politik, isu SARA kerap menjadi 'mainan' oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Isu ini memantik sentiman SARA di ruang publik, melalui penyerangan terhadap tokoh agama dan di tempat ibadah. Ini bukan barang baru, kita tentu prihatin, agama yang seharusnya menjadi pemersatu justru menjadi pemecah bangsa," kata dia.
Baca juga: Kiai Bakal Dikawal saat Salat Subuh? Ini Cara Polri Cegah Penyerangan Tokoh Agama