TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anis Matta: AS Dalang Polarisasi dan Sentimen Anti China di Indonesia

2024 jadi momen tepat umat Islam lahirkan pemimpin baru

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora Indonesia), Muhammad Anis Matta di Gelora Media Center, Rabu (22/6/2022). (IDN Times/Siti Nurhaliza).

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta menilai, sentimen polarisasi yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh Amerika Serikat (AS).

Anis Matta mengatakan, Indonesia pernah menjadi medan tempur dari negara lain akibat dampak dari Perang Dunia I dan II serta terjadinya peristiwa G30 S PKI.

Baca Juga: Polarisasi Ekstrem Bakal Terjadi di 2024, Diduga karena PA 212 dan UAS

1. AS disebut jadi dalang polarisasi di Indonesia

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (www.instagram.com/@erictrump)

Menurut dia, aktor di balik terjadinya perpecahan di Indonesia, termasuk sentimen anti China merupakan agenda politik dari AS.

"Jadi kepandaian Amerika itu, menjadikan negara lain sebagai medan tempur, perangnya bukan di negara mereka. Sentimen anti China dan polarisasi di Indonesia juga kerjaannya Amerika. Umat Islam harus paham itu," kata Anis Matta saat menyampaikan Pidato Lima Visi Perjuangan Keumatan di Tengah Krisis, di Pomelotel Jakarta, Minggu (26/6/2022).

Bahkan, kata Anis, kasus protes para aktivis demokrasi di Hong Kong terhadap pemerintah China juga bagian dari operasi atau kerja Amerika. 

2. Jadi momentum tepat bagi Umat Islam lahirkan pemimpin baru

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora Indonesia), Muhammad Anis Matta di Gelora Media Center, Rabu (22/6/2022). (IDN Times/Siti Nurhaliza).

Anis menjelaskan, situasi Indonesia sekarang, merupakan momentum yang tepat bagi Umat Islam untuk melahirkan pemimpin baru di Pemilu 2024. 

Namun dia menegaskan, pemimpin tersebut harus bisa memenuhi kriteria dan syarat dari "Lima Visi Perjuangan Keumatan di tengah krisis".  

Pertama, jaga kedaulatan jangan sampai bangsa Indonesia menjadi medan tempur bangsa lain.

Kedua, Pancasila dan NKRI sebagai platform kesepakatan bersama. Ketiga, mengisi Indonesia dengan mempertemukan agama, demokrasi, dan kesejahteraan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya