TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Era Jokowi Tak Lebih Baik dari SBY, Demokrat: Mungkin Karma Buzzer 

Demokrat kritik buzzer yang sering jatuhkan SBY

Presiden Joko Widodo bersiap memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020) (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Jakarta, IDN Times - Koordinator Juru Bicara (Jubir) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyinggung keberadaan buzzer pendukung Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang kerap mengkritisi pemerintahan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dia menyebut, kepemimpinan Jokowi yang saat ini pencapaiannya tidak jauh lebih baik dari zaman SBY sebagai bentuk karma. Karena buzzer sering mengkritik dengan menghina hingga menjatuhkan SBY.

"Saya takutnya begini, inilah mungkin namanya karma. Karmanya para buzzer bolak-balik, berusaha meredam, menghina, menjatuhkan pemerintahan Pak SBY, tapi yang terjadi kebalikannya," kata Herzaky di acara diskusi Lembaga Survei KedaiKOPI bertajuk 'OTW 2024: Emang Bisa Pemilu Gembira?' di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (15/3/2023).

Baca Juga: Demokrat: Bila Pemilu Ditunda, Akan Jadi Aib Pemerintahan Jokowi

Baca Juga: Poin Pidato AHY Kritik Jokowi: Proyek Mercusuar hingga Banana Republic

1. Angka kemiskinan di era Jokowi tak sebaik SBY

Acara diskusi Lembaga Survei KedaiKOPI bertajuk 'OTW 2024: Emang Bisa Pemilu Gembira?' di kawasan Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Alasannya, Herzaky melihat pencapaian Jokowi tidak lebih baik dari SBY, terutama dari segi kemiskinan dan indeks persepsi korupsi.

Adapun, di akhir kepemimpinan SBY, jumlah penduduk miskin bisa ditekan menjadi 28,28 juta orang di Maret 2014, dengan tingkat kemiskinan sebesar 11,25 persen. Kemudian, September 2014 jumlah penduduk miskin berkurang menjadi 27,73 juta orang, dengan tingkat kemiskinan sebesar 10,96 persen. Angka ini merupakan jumlah penduduk miskin paling rendah pada masa kepemimpinan SBY.

"Pak SBY dari 36 juta dalam waktu sepuluh tahun bisa turun bisa sampai 27 juta. Sekarang kita tahu berkisar 26 sampai 28 juta," kata dia.

Baca Juga: Demokrat Bantah Belum Deklarasi Koalisi karena Alot Cawapres Anies

2. Indeks persepsi korupsi era Jokowi tak kunjung membaik

Acara diskusi Lembaga Survei KedaiKOPI bertajuk 'OTW 2024: Emang Bisa Pemilu Gembira?' di kawasan Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Lebih lanjut, Herzaky juga mengkritisi indeks persepsi korupsi. Menurut data Transparency International melalui Laporan Indeks Persepsi Korupsi 2022 mencatat bahwa skor Indonesia pada indeks itu adalah 34. Angka itu merosot empat poin dari skor di tahun 2021. Alhasil, peringkat Indonesia juga turun ke peringkat 110 dari 180 negara. Herzaky menilai, Jokowi gagal melanjutkan pencapaian SBY memperbaiki indeks persepsi korupsi.

"Kemarin ada pemberitaan indeks persepsi korupsi, di zaman Pak SBY 20 diwarisi Bu Mega, dalam waktu sepuluh tahun menjadi 34 meningkat siginifikan. Tapi Pak Jokowi, setelah diwarisi Pak SBY 34, setelah delapan tahun 34, jadi pemberantasan korupsi era Pak Jokowi selama delapan tahun ini ngapain saja ya," ucap dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya