TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gen Z, Cawe-cawe Jokowi Dinilai Bisa Berdampak Positif di Pemilu 2024

Jokowi jaga netralitas lembaga negara

Presiden Jokowi tinjau panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah bareng Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kamis (9/3/2023) (dok. Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Publik menyoroti manuver politik Presiden Joko "Jokowi" Widodo menjelang Pemilu 2024. Setiap kegiatan bersama sejumlah pejabat yang digadang menjadi capres dan cawapres kerap ditafsir berbeda.

Istilah cawe-cawe politik Presiden Jokowi mulai banyak dibahas setelah eks Gubernur DKI Jakarta itu bertemu sejumlah pemimpin redaksi media.

Pemimpin Redaksi TvOne, Karni Ilyas menyampaikan dalam pertemuan itu, Jokowi menegaskan mengenai cawe-cawe politiknya tidak melanggar undang-undang.

"Ya dia (Jokowi) bilang cawe-cawe gak melanggar undang-undang," ujar Karni Ilyas di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/5/2023).

Jokowi dianggap cawe-cawe dengan enam ketua umum parpol di Istana Kepresidenan Jakarta pada 2 Mei 2023. Kala itu, Jokowi bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partia Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketua Umum PPP Mardiono.

Di depan para pemimpin redaksi dan konten kreator, Jokowi juga menyampaikan cawe-cawe politiknya demi negara, bukan urusan pribadi.

"Gak melanggar undang-undang dia bilang, jadi cawe-cawe itu demi negara, bukan pribadi," ucap dia.

Lantas, bolehkah Presiden Jokowi melakukan cawe-cawe?

Pertanyaan tersebut diajukan pembaca kepada redaksi IDN Times melalui platform #GenZMemilih. Selain menampilkan semua hal tentang Pemilu 2024, kanal #GenZMemilih juga menampung berbagai pertanyaan Gen Z dan milenial seputar politik dan Pemilu 2024, yang akan dijawab redaksi IDN Times. Yuk simak jawabannya, Gen Z!

Baca Juga: Soal Cawe-cawe, Jokowi: Masa Ada Riak Bahayakan Bangsa Saya Diam!

Baca Juga: SBY: Jokowi Tidak Dapat Dipersalahkan Cawe-Cawe Parpol Pendukung

1. Cawe-cawe bermakna negatif jika diarahkan untuk dukung salah satu kontestan

Pengamat politik dan Direktur Eksekutif Senopati Syndicate, Robi Sugara (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Senopati Syndicate Robi Sugara menilai, cawe-cawe politik Jokowi sebenarnya tak selalu bermakna negatif.

Robi menjelaskan, cawe-cawe politik menjadi negatif jika Jokowi menggunakan kekuasaannya untuk mengarahkan dukungan kepada salah satu kontestan Pemilu 2024.

"Saya kira tidak baik ketika istilah cawe-cawe itu digunakan untuk mengarahkan ke salah satu kontestan saja," kata dia saat dihubungi IDN Times, Selasa (25/7/2023).

2. Cawe-cawe Jokowi dimaknai positif menjaga pemilu bermartabat

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebaliknya, kata Robi, cawe-cawe Jokowi bisa juga dimaknai sebagai sesuatu yang positif. Di mana sebagai kepala negara, Jokowi berupaya membuat pemilu bermartabat.

Upaya itu di antaranya dengan menjaga netralitas institusi dan lembaga negara. Terutama yang berkitan dengan pemilu dan keamanan.

"Tapi cawe-cawe itu menjadi positif ketika diarahkan untuk membuat pemilu ini bermartabat. Mendorong institusi yang netral misalkan KPU Bawaslu kemudian TNI/Polri dan menteri-menteri netral," tutur dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya