TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Komisi VII DPR RI Minta Polisi Ungkap Mafia Penggelapan IMEI

Diduga libatkan instansi lain

Ilustrasi gawai/ponsel. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Kasus penggelapan International Mobile Equipment Identity (IMEI) ponsel yang melibatkan oknum PNS Kementerian Perindustrian dan Ditjen Bea Cukai dinilai telah merugikan negara. Mengingat angkanya yang ditaksir mencapai lebih dari Rp353 miliar.

Kerugian tersebut berasal dari 191.922 unit ponsel yang didaftarkan ke alat pengecekan IMEI tanpa persetujuan Kemenkominfo dan dijual langsung ke masyarakat dengan modus black market (BM).

Terkait hal tersebut, pimpinan Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno meminta kepolisian segera mengungkap jaringan mafia IMEI ilegal.

Baca Juga: Polri Tetapkan 2 ASN Kemenperin dan Bea Cukai Tersangka IMEI Ilegal

Baca Juga: 7 Cara Cek IMEI iPhone untuk Tahu Asli Atau Palsu

1. Diduga ada oknum dari instansi lain

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sekretaris Jenderal PAN itu meyakini, kasus tersebut tidak berdiri sendiri. Dia menduga, ada oknum di instansi lain yang juga terlibat.

"Sekarang yang terungkap hampir 200 ribu handphone. Bisa jadi ini baru yang terungkap dan jumlahnya kerugian negara bisa lebih besar," Kata Eddy dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (30/7/2023).

"Begitu juga dengan pelaku harus dibongkar habis tidak hanya dari satu instansi saja. Karena proses penggelapan IMEI ini tidak bisa dilakukan sendirian karena ada banyak layer dalam otoritas IMEI ini," lanjut dia.

Baca Juga: Ciri-Ciri iPhone Kena Blokir IMEI, Wajib Cek Sebelum Beli

2. Bisa berdampak negatif pada industri penjualan handphone

Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Sekjen PAN ini, kecurangan dalam aturan IMEI untuk handphone ini bisa berdampak negatif pada industri. Apalagi, penjualan ponsel di Indonesia masih berkembang.

"Apalagi kita juga terus berupaya menarik investasi Apple misalnya untuk membuat gerai resmi di Indonesia. Temuan kasus ini harus dibongkar agar investor percaya pada kepastian hukum di Indonesia," jelas dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya