TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

ACT Gelar Acara Nongkrong di Palestina, Ini 5 Hal yang Bikin Terharu

Ini alasan kenapa kita harus peduli dengan Palestina

IDN Times/Karsa Adiguna

Depok, IDN Times - Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyelenggarakan acara “Nongkrong di Palestina Bareng Donny Alamsyah” pada Rabu (13/03/2019) bertempat di Jalan Palestina, Pangkalan Jati, Cinere, Depok, Jawa Barat. Acara yang penuh nuansa kekeluargaan ini turut dihadiri oleh Tarmuji selaku Lurah Pangkalan Jati, Fachriza Jayadimansyah selaku seniman mural, dan aktor Donny Alamsyah. Mereka semua berkumpul bersama warga dan awak media untuk menunjukkan kepedulian serta solidaritas terhadap warga Palestina. Ingin tahu ada apa saja di acara “Nongkrong di Palestina Bareng Donny Alamsyah” ini ? Yuk simak terus artikel ini.

1. Alasan kenapa harus peduli dengan Palestina

IDN Times/Karsa Adiguna

Mungkin banyak dari kamu yang berpikir kalau Palestina nggak seharusnya jadi prioritas bantuan kita. Apalagi kalau melihat kondisi saudara-saudara di daerah tertinggal yang hingga kini masih dalam keterbatasan. Tapi, tahu nggak sih kamu kalau Palestina memiliki nilai penting dari sisi religius maupun dari sisi sejarah, sebagaimana yang disampaikan oleh Nurman Priatna Fatah selaku Director Creative Strategic Communication ACT.

“Hanya ada tiga tempat yang ditugaskan oleh Allah untuk bersafar ke sana. Mekah, Madinah, dan Al Quds atau Palestina di mana Masjid Al Aqsa berada. Kota di mana Rasulullah menjalankan Isra Mi'raj. Secara sejarah, tempat ini jadi saksi pembelaan kemerdekaan Indonesia terjadi. Salah satu dari grand mufti-nya mengumumkan bahwa ada negeri yang mayoritas penduduknya adalah muslim yang masih belum merdeka. Beliau mengajak dunia untuk mendukung kemerdekaan indonesia,” ujar Nurman.

Selain itu, sebenarnya kepedulian bangsa Indonesia terhadap Palestina sejatinya merupakan amanah dari Undang Undang Dasar Negara Negara Republik Indonesia lho. Pada alinea ke satu disebutkan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Maka dari itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan dan bangsa Indonesia punya misi untuk mewujudkannya. Jadi, bantuan kita selama ini untuk rakyat Palestina sejatinya adalah langkah kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus menjalankan apa yang sudah diamanatkan oleh konstitusi.

2. Perwakilan ACT menceritakan bagaimana kehidupan di Palestina

IDN Times/Karsa Adiguna

Berkumpul untuk Palestina tentu nggak akan lengkap kalau nggak membahas tentang Palestina. Di acara “Nongkrong di Palestina Bareng Donny Alamsyah” ini, Nurman ikut berbagi tentang bagaimana rasanya hidup di Palestina, khususnya di Gaza, saat ini.

“Di suatu tempat bernama gaza, ada dua juta orang yang hidup. Kota ini menjadi penjara terbesar karena orang orang yang hidup tidak bisa hidup dengan bebas. Mereka yang tinggal di dalamnya harus hidup dengan air yang 90% tercemar. Tanah dicemari. Nelayan ditembaki. PBB melansir tahun 2015, tahun 2020 gaza diprediksi tidak dapat dihuni lagi. Kekejaman ini dilakukan bertahun tahun,” cerita Nurman.

Selain itu, warga Palestina saat ini kesulitan dalam mendapatkan penghidupan yang layak. Tidak perlu jauh-jauh berpikir tentang pemulihan ekonomi, untuk urusan energi listrik pun sulit. Banyak rumah sakit di Palestina yang saat ini bergantung pada generator untuk menghidupkan seluruh perlengkapan kesehatannya. Oleh karena itu, ACT juga beberapa kali memberikan bantuan berupa bahan bakar supaya rumah sakit yang ada di sana bisa tetap beroperasi. Supaya nggak ada lagi nyawa yang terbuang sia-sia hanya karena akses listrik yang dibatasi oleh Israel.

3. Tingkatkan awareness lewat mural karya seniman lokal

IDN Times/Karsa Adiguna

Untuk meningkatkan awareness sekaligus untuk mengingatkan kembali tentang saudara-saudara di Palestina, ACT bekerja sama dengan seniman Fachriza Jayadimansyah untuk membuat mural-mural bertemakan kemerdekaan Palestina. Fachriza pun turut hadir dalam acara “Nongkrong di Palestina” untuk menjelaskan tentang mural yang ia buat bersama remaja dan pemuda yang tergabung dalam karang taruna FOS Arpert 22.

“Melalui mural ini saya ikhtiar untuk saudara saudara Palestina. Saat eksekusi saya bangga banget melihat antusiasme dari masyarakat Gang Palestina. Bahkan kita kerja sampai jam 4 lagi, lanjut sholat subuh, lalu bubar. Ini kerja hampir seminggu, mungkin karena hati nurani yang dalam, ini bukan hanya mural tetapi juga merupakan doa. Ini bukan cuma karya saya, tapi adalah karya bangsa Indonesia,” ujar Fachriza.

IDN Times/Karsa Adiguna

Di mural-mural yang dibuat bersama warga ini, Fachriza sengaja nggak menampilkan gambar-gambar bertemakan kesedihan, tetapi memilih untuk menampilkan semangat dari bangsa Palestina untuk merdeka. Seolah lewat mural ini, Fachriza ingin sekalian mengajak kita semua untuk semakin semangat untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Ia juga menjelaskan tentang bagamana proses kreatif dari pembuatan mural ini.

“Saya pakai teknik sketch, pakai cat akrilik dengan warna-warna yang segar. Jadi lebih ke ‘semangat’. Lebih menggambarkan perjuangan teman-teman di Palestina. Lebih semangat lagi untuk mencintai Palestina, makanya saya tuliskan ‘I Love Palestina’,” jelas Fachriza.

4. Cerita di balik nama Jalan Palestina

IDN Times/Karsa Adiguna

Meski sudah ada sejak tahun 1980-an, belum banyak yang tahu tentang asal usul dari nama Jalan Palestina. Mungkin kamu juga penasaran, kenapa namanya Jalan Palestina? Sama kok, IDN Times juga penasaran. Nah, untuk menjawab kebingungan kamu, Ustad Nuruddin selaku pembina FOS Arpert 22 pun berbagi kisah.

Ustadz Nuruddin menjawab, adanya gang Palestina sejak Palestina dibombardir oleh Israel. Ada satu figur yaitu Ahmad Maulana, mantan Ketua RW, bersama rekan-rekan mahasiswa kampus UPN untuk mencetuskan nama Gang Palestina. Akhirnya setelah dikompromikan dan disepakati, maka dinobatkanlah nama Gang Palestina sebagai kepedulian Pangkalan Jati dan kecintaan Pangkalan Jati kepada saudara di Palestina.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya