KLHK dan PR-HSD Lepas Liarkan Harimau Bonita dan Atan Bintang di Riau
Harimau Sumatra merupakan simbol kelestarian ekosistem
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Muara Bungo, IDN Times - Dua ekor harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) berjenis kelamin betina bernama Bonita (8 tahun) dan jantan bernama Atan Bintang (4 tahun) siap dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya di Riau. Sebelumnya, kedua harimau tersebut menjalani serangkaian penyelamatan dan rehabilitasi. KLHK bersama Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya - Yayasan ARSARI Djojohadikusumo (PR-HSD Yayasan ARSARI) dan para pihak di Dharmasraya Provinsi Sumatra Barat melepasliarkan harimau Sumatra tersebut pada Senin (29/7).
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno mengatakan bahwa pelestarian satwa dapat berhasil apabila semua pihak bekerja bersama. Wiratno menambahkan, data dari PVA Harimau Sumatra menunjukkan populasi harimau Sumatra di habitat alaminya tersisa 603 ekor yang tersebar di 23 kantong habitat. Selain itu, data dari Ditjen KSDAE menunjukkan, lebih dari 50 persen populasi satwa dilindungi berada di luar kawasan konservasi baik di hutan produksi maupun hutan lindung.
1. Keberadaan harimau tanda bahwa hutan dan lingkungan sebagai habitatnya masih terjaga
Harimau Bonita diselamatkan dari areal kebun PT TH Indo Plantations, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, pada 3 Januari 2018. Adapun Atan Bintang dievakuasi dari pemukiman warga pada 18 November 2018 di Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir. Keduanya kemudian direhabilitasi di PR-HSD. Total pelepasliaran sepasang harimau tersebut menambah jumlah harimau hasil rehabilitasi PR-HSD yang dilepasliarkan ke habitat alaminya menjadi empat individu.
Hashim Djojohadikusumo, penggagas dan pendiri PR-HSD, menjelaskan bahwa PR-HSD berkomitmen terus membantu pemerintah melestarikan dan menambah jumlah populasi harimau Sumatra. Sejak diresmikan Menteri LHK pada 29 Juli 2017 lalu, PR-HSD merehabilitasi 6 ekor harimau yang kemudian berhasil dilepasliarkan ke habitat alaminya.
“Saat ini kami masih merawat satu harimau Sumatra yang baru saja diselamatkan dari Padang Lawas, Sumatra Utara,” tutur Hashim.
Menurut Hashim, harimau Sumatra merupakan simbol kelestarian ekosistem dan keberadaannya dimungkinkan jika hutan dan lingkungan sebagai habitat masih terjaga.