Harus Dimiliki Setiap Orang, Ini Budaya 5S Versi Kemnaker
Budaya 5S merupakan gabungan 5 kata dari bahasa Jepang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja, Kemnaker mencanangkan budaya 5S di lingkungan kerjanya.
“Maksud dan tujuan dari penerapan 5S sendiri adalah untuk membentuk sikap atau perilaku yang harus dimiliki oleh setiap orang dan diaplikasikan di mana saja, tidak hanya di lingkungan kerja saja, tapi juga di rumah,” kata Menaker Hanif Dhakiri saat memberikan sambutan pada 'Kick Off 5S di Lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan' di Kantor Kemnaker, Jakarta, Jumat (18/10).
Budaya 5S merupakan gabungan 5 kata dari bahasa Jepang, yaitu Seiri (Sisih), Seiton (Susun), Seiso (Sasap), Seiketsu (Sosoh), dan Shitsuke (Suluh). 5S berasal dari Jepang dan sudah banyak diterapkan di sebagian besar perindustrian seluruh dunia.
1. Ini penjelasan Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke
Seiri merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu pemilahan barang yang berguna dan tidak berguna; barang berguna disimpan dan barang tidak berguna dibuang. Selanjutnya, Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu penataan barang yang berguna agara mudah dicari, aman, serta diberi indikasi.
Setelah itu, Seiso adalah langkah ketiga setelah penataan, yaitu pembersihan barang yang telah ditata dengan rapi agar tidak kotor, termasuk tempat kerja dan lingkungan. Sementara itu, Seiketsu adalah langkah penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi dan bersih menjadi suatu standar kerja.
Editor’s picks
Shitsuke sebagai langkah terakhir, yaitu penyadaran diri akan etika kerja. Etika kerja tersebut mencakup disiplin terhadap standar, saling menghormati, malu melakukan pelanggaran, dan senang melakukan perbaikan.