Startup Agribisnis Dorong Produktifitas dan Kesejahteraan Petani
Peluang pengembangan agribisnis startup terbuka lebar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Dalam rangka mendukung program pengembangan ekonomi digital khususnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui pemanfaatan teknologi, Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan The Asian Productivity Organization (APO) Jepang menyelenggarakan workshop bertemakan Accelerating Agribusiness Startups di Yogyakarta (11-15/3).
Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro ketika membuka kegiatan tersebut menyampaikan, saat ini ratusan pelaku usaha agribisnis startup tengah berkembang di seluruh dunia. Hal tersebut menunjukkan bahwa peluang pengembangan agribisnis startup di berbagai tahapan rantai pasok komoditas pertanian masih terbuka lebar sehingga mampu meminimalisasi rantai pasok antara petani dan konsumen.
“Fokusnya adalah bagaimana kita melakukan percepatan, pertumbuhan startup-startup di bidang agribisnis, khususnya bagi startup Indonesia sendiri yang ikut dalam kegiatan ini diharapkan mampu menyerap pengalaman startup dari luar negeri sehingga dapat cepat tumbuh dan berkembang,” tutur Syukur.
1. Workshop membahas praktik terbaik dalam perencanaan dan pengelolaan agribisnis startup
Peserta yang terdiri dari 16 negara menghadiri acara tersebut. Adapun negara yang ikut ambil bagian, antara lain Bangladesh, Kamboja, Taiwan, India, Islamic Rep Iran, Malaysia, Mongolia, Nepal, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Amerika serta tuan rumah Indonesia.
Pertemuan ini merupakan forum untuk saling bertukar informasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam kaitannya dengan percepatan pengembangan UKM, khususnya pada sektor pangan dan agribisnis startup. Selain itu, workshop akan membahas praktik terbaik dalam perencanaan dan pengelolaan agribisnis startup (mulai dari masa inkubasi hingga pasca-inkubasi) dengan fokus pada peningkatan keamanan pangan di kawasan Asia, sistem agribisnis yang keberlanjutan, serta peningkatan nilai tambah dan daya saing pada sektor tersebut.