Inisiatif Warga Jakarta Kurangi Sampah, Membudidayakan Maggot
Inovasi mengurangi sampah tanpa teknologi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Volume sampah di Jakarta yang tiada habisnya kian hari, masih menjadi persoalan dan fokus Pemprov DKI Jakarta menemukan solusinya. Pada tahun 2021 mendatang, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang diperkirakan tidak lagi mampu menampung sampah Jakarta. Menangani kasus sampah di Ibukota, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, merumuskan tiga Kegiatan Strategis Daerah (KSD) secara komprehensif dan dari akar permasalahannya. Kegiatan tersebut mulai dari melakukan program “SAMTAMA” atau Sampah Tanggung jawab Bersama, pengembangan bank sampah, kampanye aktivitas 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dan budidaya maggot.
“Di kota-kota maju dunia, kita akan menemukan bagaimana seluruh masyarakat mengurus sampahnya. Sampah bukan saja diurus oleh pemerintah karena yang menghasilkan sampah kita semua,” ujar Anies, Kamis (24/8).
Dari beberapa upaya tersebut, ada salah satu yang menarik perhatian, yaitu budidaya maggot. Maggot adalah belatung dari Black soldier flys hermetia illucens yang termasuk keluarga lalat. Pasalnya, melalui budidaya maggot ini menjadi inovasi dalam mengurangi sampah.
1. Teknik sederhana mengelola sampah dengan maggot
Selain daur ulang sampah dapat diubah menjadi kompos, Pemprov DKI Jakarta memberikan cara lain terkait pengelolaan sampah. Cara yang dimaksud yakni membudidayakan maggot atau belatung putih. Sebab hewan tersebut dapat memakan sisa makanan dalam jumlah yang banyak dengan waktu singkat.
Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Edy Mulyanto, mengatakan memanfaatkan sampah sisa makanan, sayuran dan buah-buahan untuk budidaya larva lalat atau lebih dikenal dengan istilah maggot. Hal ini dikatakan mampu untuk mengurangi sampah makanan dan sudah mulai dilakukan sejak awal September 2019.