Papua Terus Bergejolak, Ini 10 Fakta Unik di Bumi Cendrawasih

Kekayaan alam dan keunikan Papua tak tertandingi

Jakarta, IDN Times - Pada pertengahan Agustus lalu Papua bergejolak, yang bermula dari kasus dugaan tindak rasialisme pada mahasiswa di Surabaya, Jawa Timur. Hari ini, Bumi Cendrawasih kembali terjadi kericuhan.

Namun di balik gejolak di Papua yang terus terjadi, tanah Papua memiliki begitu banyak kekayaan sumber daya alam hingga keindahan alamnya, serta keragaman budaya.

Papua juga menjadi pulau terluas yang terletak di bagian timur Indonesia. Banyak orang mengakui keindahan Bumi Cendrawasih. Apa saja fakta menarik di Bumi Cendrawasih? Berikut fakta-fakta tentang Papua yang dilansir berbagai sumber.

Baca Juga: Meninggalkan Bumi Cendrawasih Demi Menggapai Mimpi

1. Papua pulau terluas di Indonesia

Papua Terus Bergejolak, Ini 10 Fakta Unik di Bumi CendrawasihIDN Times/Sukma Shakti

Papua adalah pulau terluas di Indonesia yang memiliki luas 420.540 km atau empat kali luas pulau Jawa. Hutan masih banyak dijumpai di pulau ini, sehingga suhu udara di Papua rata-rata 19 hingga 28 derajat.

Sebagai wilayah tropis, Papua memiliki kelembapan udara berkisar 80 persen hingga mencapai 89 persen. Pada kondisi geografis yang bervariasi berdampak pada kondisi penyebaran penduduk yang tidak merata. 

2. Sebutan Papua sebagai Bumi Cendrawasih berasal dari nama satwa

Papua Terus Bergejolak, Ini 10 Fakta Unik di Bumi CendrawasihIstimewa

Ada beberapa jenis burung yang hanya terdapat di tanah Papua. Namun di antara jenis burung, Cendrawasih yang paling dikenal. Burung ini memiliki khas tersendiri dengan memiliki warna kepala kuning, dada dan sayap yang berbulu coklat keemasan, serta ekor putih yang menjuntai dan bulu berwarna kuning di pangkal ekornya.

Burung Cendrawasih memiliki nama latin Paradisea Apoda, yang kerap disebut sebagai burung surga, karena memiliki Keelokan bentuk dan warna bulunya. Tak hanya memiliki warna yang indah, kelincahan tarian sang jantan ketika memikat betinanya juga menjadi keunikan tersendiri dan menjadi maskot tanah Papua.

3. Noken, tas rajutan khas Papua yang diakui UNESCO sebagai warisan dunia

Papua Terus Bergejolak, Ini 10 Fakta Unik di Bumi Cendrawasihhelimission-en.org

Khas tanah Papua lainnya adalah noken, yang kini sudah diakui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), sebagai warisan budaya dunia pada 2012.  Noken adalah tas tradisional asli dari Papua, yang terbuat dari akar yang dibentuk menjadi jaring.

Kegunaannya sama seperti tas pada umumnya yang digunakan untuk membawa barang. Yang membedakan noken dengan tas pada umumnya adalah cara penggunaannya. Noken dipakai dengan cara digantungkan di dahi atau kepala, agar barang bawaan jatuh di punggung pembawa. 

Biasanya masyarakat Papua menggunakan noken untuk membawa sayuran, buah-buahan, bahkan bayi. Tak hanya itu, babi kecil juga biasa dimasukan ke dalam tas khas Bumi Cendrawasih ini. 

4. Biaya hidup di Papua relatif tinggi

Papua Terus Bergejolak, Ini 10 Fakta Unik di Bumi Cendrawasih(Ilustrasi) pexels.com

Dikutip dari buku Jelajah Budaya, Upah Minimum Provinsi (UMP) Papua tertinggi di antara provinsi lain di Indonesia. Pada 2010, UMP Papua ditetapkan Rp1,3 juta menjadi UMP tertinggi di Indonesia.  Seluruh barang, termasuk dalam kebutuhan pokok didatangkan dari luar pulau Papua.

Ketika persediaan barang langka, maka harga pun akan naik. Tapi dengan kondisi seperti ini, sudah terbiasa bagi masyarakat Papua. Mereka terbiasa dengan kondisi harga serba mahal untuk ukuran masyarakat selain Papua.

Uniknya, ada aturan "Silakan beli jika punya uang" dan "Jika terasa mahal tak usah dibeli". Karena ada peraturan seperti itu, masyarakat pun jarang tawar-menawar. 

5. Bumi Cendrawasih memiliki beragam suku dan budaya

Papua Terus Bergejolak, Ini 10 Fakta Unik di Bumi CendrawasihANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

Bumi Cendrawasih juga kaya akan suku dan budaya. Kelompok suku asli Papua terdiri dari 255 suku dengan bahasa dan budaya berbeda-beda. Tak hanya suku asli Papua, banyak suku pendatang yang tinggal di tanah Papua yang hidup membaur dengan warga asli Papua. Dilansir dari jayapurakab.go.id, jumlah penduduk asli 52 persen, sedangkan suku pendatang 48 persen.

Meskipun masing-masing suku mempunyai bahasa tersendiri untuk berkomunikasi, mereka tetap menggunakan bahasa Indonesia. Namun, mereka menggunakan Bahasa Indonesia dengan dialek khas Papua. 

Hingga saat ini, adat dan budaya di Papua umumnya masih dilestarikan dari generasi ke generasi, melalui acara adat tertentu. Struktur adat di kampung juga masih digunakan masyarakat Papua. 

6. Indonesia Tong Pu Bahasa, bahasa sehari-hari orang Papua

Papua Terus Bergejolak, Ini 10 Fakta Unik di Bumi CendrawasihANTARA FOTO/Iwan Adisaputra

Sering kali kita mendengar masyarakat Papua menyingkat kata-kata. Tujuan mereka menyingkat kata-kata konon agar lebih praktis dan efisien. Misalnya kata "kita" disingkat menjadi "kitorang".

Bahkan terkadang, banyak masyarakat luar Papua menjadi salah mengartikan bahasa yang disingkat. Seperti mengatakan "saya pergi ke Jayapura" menjadi "sa pi Jayapura", tapi bukan berarti sapi berasal dari Jayapura. 

Kata-kata singkatan orang Papua disebut sebagai Indonesia Tong Pu Bahasa, yang memiliki arti "Indonesia bahasa kita". Bahasa singkatan seperti ini menjadi bahasa sehari-hari masyarakat Papua. 

7. Papua bukan lagi daerah tertinggal

Papua Terus Bergejolak, Ini 10 Fakta Unik di Bumi Cendrawasihpenghubung.papua.go.id/SP/Surya Lesmana

Kini, Papua bukan lagi daerah tertinggal. Meskipun belum sepenuhnya terjamah pembangunan, tanah Papua sudah terbilang cukup maju. Presiden Joko "Jokowi" Widodo juga kini tengah membangun jalur Trans Papua, untuk menghubungkan antar-kota di pulau di timur Indonesia itu. 

Seperti daerah lainnya, sebagian wilayah di Papua juga kini sudah ada akses internet. Papua juga sudah memiliki sejumlah bandara. Pada 2015, Presiden Jokowi secara resmi mendirikan Bandara Wamena dan Kaimena. Kendati, sebagian besar wilayah di Bumi Cendrawasih belum terjamah pembangunan.

8. Mengunyah buah pinang menjadi tradisi

Papua Terus Bergejolak, Ini 10 Fakta Unik di Bumi CendrawasihANTARA FOTO/Jeremias Rahadat

Buah pinang adalah salah satu tanaman palem yang banyak dipercayai orang Papua untuk memperkuat dan membersihkan gigi. Masyarakat di sana gemar mengonsumsi pinang. Mereka mengunyah pinang dengan sirih dan kapur.

Seperti permen karet, jika buah pinang sudah tak terasa manis kemudian dibuang. Tak heran jika di tempat-tempat umum banyak dijumpai ludah berwarna merah.

Tidak mengenal usia, masyarakat di Papua gemar mengunyah buah pinang, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Karena mengunyah buah pinang sudah menjadi tradisi masyarakat di Bumi Cendrawasih. 

9. Bakar batu menjadi ritual masyarakat Papua untuk makan bersama

Papua Terus Bergejolak, Ini 10 Fakta Unik di Bumi Cendrawasihindonesia.go.id/George Steinmetz

Tradisi lain yang tak kalah unik dari Papua adalah bakar batu. Tradisi ini biasanya dilakukan untuk memasak makanan yang umum dilakukan di wilayah pegunungan. Memasak dengan bakar batu sama halnya memasak menggunakan oven.

Tradisi bakar batu biasanya dimulai dengan membakar bongkahan batu yang sedang hingga besar. Setelah membara, batu-batu tersebut diletakkan di dalam lubang tanah dan ditutupi daun pisang. Barulah makanan yang akan dimasak ditumpuk di atasnya. 

Tradisi ini biasanya diadakan ketika acara kelahiran, perkawinan, peresmian suatu bangunan, upacara kematian, hingga acara adat lainnya. 

10. Tebu salah satu tanaman asli Papua

Papua Terus Bergejolak, Ini 10 Fakta Unik di Bumi Cendrawasih(Ilustrasi) Pinterest

Dilansir dari laman indonesia.go.id, tanaman tebu banyak dijumpai di Papua sebagai tanaman pangan. Hai ini dibuktikan berdasarkan penelitian yang dilakukan Brandes-Jeswiet pada 1928.

Brandes memperlihatkan asal-usul tanaman yang berasal dari spesies Saccharum officinarum, yang telah diadopsi di sebagian besar wilayah Papua. Pada awalnya, petani-petani di Papua menggunakan tebu sebagai campuran pakan babi agar cepat gemuk.

Baca Juga: Ini Akar Permasalahan di Papua Menurut LIPI

Ternyata Papua memiliki kekayaan alam dan budaya yang melimpah dan unik, ya guys.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya