Jakarta, IDN Times - Anak sekolah kerap menjadi sasaran empuk untuk menanamkan doktrin paham radikal. Direktur Eksekutif Ma'arif Institute Abdul Rochim mengatakan, hal itu terjadi lantaran masyarakat kurang peduli, bahkan tidak percaya dengan adanya radikalisme.
"Jadi yang masuk adalah mereka yang merekrut. Pintu masuk ke sekolah-sekolah itu, lewat guru, kepala sekolah, dan alumni. Alumni punya peran besar karena dia bisa intervensi ke OSIS. Ketahanan sekolah itu sangat rendah terhadap masuk nya paham radikal," kata Abdul dalam acara Mata Najwa di Trans7, Rabu (14/11) malam.