2 Perempuan Melahirkan di Tengah Banjir di Kalsel, Begini Nasibnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Seorang perempuan hampir melahirkan di tengah banjir di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan, Minggu (17/1/2021).
Wakapolres Barito Kuala Kompol Jatmiko terjun langsung ke lokasi mengevakuasi warga di Desa Bahandang, Kecamatan Jejangkit, itu hingga membawanya ke Rumah Sakit Islam Banjarmasin untuk proses persalinan.
"Alhamdulillah wanita bersangkutan sudah berada di rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan," kata Jatmiko kepada ANTARA, Minggu (17/1/2021)
1. Ada pula yanh dievakuasi dari banjir usai melahirkan
Bukan hanya satu, kasus ibu melahirkan di tengah banjir di Kabupaten Batola. Polisi juga bergerak cepat mengevakuasi seorang ibu yang baru melahirkan beserta bayinya di Desa Semangat Bakti, Kecamatan Alalak.
Bhabinkamtibmas Sungai Lumbah, Polsek Berangas Brigadir Suryadi bersama PMI dan relawan membawa ibu dan bayinya ke tempat yang lebih aman menggunakan perahu karet.
"Di desa binaan saya cukup banyak rumah terendam banjir yang berlangsung sejak lima hari terakhir dengan ketinggian air bervariasi hingga satu meter," ucap Suryadi.
Baca Juga: Banjir Kalsel, WALHI Desak Pemerintah Evaluasi Izin Tambang dan Sawit
2. Anggota polisi Bhabinkamtibmas disiagakan
Kapolres Barito Kuala AKBP Lalu Moh Syahir Arif mengatakan dia telah menginstruksikan anggotanya hadir untuk membantu masyarakat korban banjir.
"Bhabinkamtibmas harus benar-benar mendata warga binaannya agar ketika proses evakuasi semuanya dapat terselamatkan. Bantuan juga terus disalurkan terutama untuk kebutuhan makan sehari-hari," kata Kapolres.
3. Kabupatem Batola tetapkan status tanggap darurat banjir
Pemkab Batola menetapkan status tanggap darurat banjir untuk merespons peningkatan debit air yang cukup parah melanda enam kecamatan di wilayah Batola yakni Jejangkit, Mandastana, Kuripan, Tabukan, Bakumpai, dan Alalak.
Di Kecamatan Jejangkit dari tujuh desa yang ada, nyaris semua terendam. Sementara Kecamatan Mandastana dari 14 desa hanya dua desa tidak terendam, yakni Karang Indah dan karang Bunga.
Sedangkan banjir terparah melanda Desa Antasan, Tatah Halayung, dan Pantai Hambawang. Ketinggian air di tiga desa itu berkisar antara 50 hingga 70 centimeter yang menyebabkan hampir semua rumah penduduk, tempat ibadah, sekolah, perkantoran dan fasilitas umum lainnya terendam.
Baca Juga: Banjir dan Longsor di Manado, 5 Orang Meninggal Dunia