Indonesia Butuh Banyak Data Scientist agar Bonus Demografi Tidak Zonk

Data Academy menggelar Data Enthusiast Day 2022  

Jakarta, IDN Times - Data Academy kembali menggelar Data Enthusiast Day 2022. Acara tahunan ini bertujuan memperkaya talenta data Indonesia dalam bidang data science dan artificial intelligence (AI). 

CEO Data Academy, Luthfy Ardiansyah, menjelaskan bahwa keilmuan data dan AI secara tidak sadar telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Selain digunakan sebagai bahan analisis untuk pengambilan keputusan, data dan AI juga menjadi bagian dari operasional suatu organisasi seperti penjualan dan distribusi.

Acara ini diharapkan dapat menarik minat siswa dan mahasiswa dalam bidang data science dan AI, serta memperkecil kesenjangan antara ketersediaan talenta science dan kebutuhan di dunia kerja. 

Menurut Komisioner BNSP Bidang Sertifikasi Bonardo Aldo Tobing, kegiatan ini penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang science yang masih rendah. Padahal, populasi usia produktif masyarakat Indonesia pada 2022 meningkat demografinya.

“Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antara sektor industri, lembaga pendidikan, dan badan sertifikasi untuk mempersiapkan SDM di bidang data science untuk menciptakan generasi atau SDM yang mampu di bidang data science,” ujarnya. 

1. Dihadiri lebih dari 700 peserta

Indonesia Butuh Banyak Data Scientist agar Bonus Demografi Tidak Zonkilustrasi data scientist (unsplash.com/Scott Graham)

Acara yang digelar secara daring ini berhasil menarik lebih dari 700 peserta, yang terdiri dari akademisi, industry and government, siswa, mahasiswa, guru, dosen hingga profesional yang tersebar di 11 provinsi.

Sebagai platform pembelajaran yang mendorong terjadinya link and match, Data Academy memberikan sinergi yang berkesinambungan antara edukasi, korporasi, instansi pemerintah, komunitas, principal dan para profesional.

Pada sesi pertama Data Enthusiast Day 2022, Tanti Ruwani selaku Data Science Expert dari Data Academy hadir sebagai pembicara, menjelaskan tentang perkembangan blockchain sebagai ruang penyimpanan data masa kini.

Blockchain berperan sebagai data storage dan memungkinkan pendistribusian data, serta penyimpanan data yang immutable atau tidak akan diubah oleh pihak manapun.

Blockchain dapat menjadi sebuah peluang bagi dunia bisnis untuk menciptakan rasa percaya pada pelanggan,” ujarnya.

Baca Juga: Tech Park Bakal Dibangun di Bali, Wadah Bagi Para Data Scientist

2. Data scientist masuk dalam 10 pekerjaan paling dibutuhkan pada 2022

Indonesia Butuh Banyak Data Scientist agar Bonus Demografi Tidak Zonkilustrasi data analyst and scientist (pexels.com/AlphaTradeZone)

Kemudian, Kepala Pusat Riset Informatika BRIN, Didi Rosiyadi, juga hadir untuk menjelaskan hasil penelitian dari skema watermaking yang dapat memproteksi serta menjadi solusi untuk menjaga data agar tetap aman dari berbagai serangan. 

“Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan proteksi dan menjadi solusi untuk menjaga agar data tetap aman dari berbagai serangan siber,” katanya.

Antusiasme semakin terlihat saat pemaparan terkait blockchain dan metode watermarking terkait dengan isu terkini, yaitu kebocoran data di instansi pemerintahan.

Menurut World Economic Forum, data scientist termasuk ke dalam 10 pekerjaan yang sangat dibutuhkan di tahun 2022. Saat ini, otomatisasi sudah menjadi pilihan perusahaan agar lebih efisien dan kompetitif dalam operasionalnya.

3. Kemajuan bisnis sangat ditentukan oleh data science

Indonesia Butuh Banyak Data Scientist agar Bonus Demografi Tidak Zonkilustrasi data scientist (freepik.com/pressfoto)

Senior Project Manager Data Science PT Pupuk Indonesia (Persero), Yetty Endarwati turut, turut menjelaskan bagaimana data science punya andil penting dalam bisnis, khususnya untuk Pupuk Indonesia saat ini.

“Kami juga mulai memanfaatkan data science untuk otomatisasi pengambilan keputusan di PT Pupuk Indonesia. Dimulai dengan mengimplementasikan data science di bidang marketing, sales and distribution, kini di tahun 2022 telah merambah dalam bidang produksi dan pengadaan. Rencananya, di tahun 2023, 2024, dan 2025 akan merambah pada bidang human capital and finance, logistik, perdagangan, serta pangan, dan utilitas,” ujarnya.

Richardus Eko Indrajit, Pembina Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM), menggarisbawahi pentingnya seorang ahli data di era modern ini.

“Jika dahulu dalam membangun bisnis dibutuhkan 4M (money, man, material, method), saat ini dibutuhkan data science seiring dengan makin canggihnya zaman untuk mendukung perkembangan bisnis. Maka, akan menjadi sulit bagi pelaku bisnis untuk bertahan jika tidak memiliki kemampuan untuk mengelola data,” ujarnya.

Baca Juga: Mengenal Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI)

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya