Harimau Sumatra di Agam Mengganas, 2 Kerbau Warga Jadi Mangsa  

Ulah harimau ini telah terjadi sejak Maret 2020

Padang, IDN Times - Seekor harimau Sumatra di Kabupaten Agam, Sumatra Barat kembali menganas. Dua ekor kerbau milik warga Jorong atau kampung Cubadak Lilin dan Jorong Sari Bulan Nagari Tigo Balai Kecamatan Matur, jadi mangsa. Sontak, warga di dua kampung itu pun geger. Ditambah lagi, sejak 2020 hingga kini, tercatat sudah tiga kejadian serupa.

“Laporan adanya serangan harimau ini kita terima pada Jumat kemarin. Ada dua kerbau yang diserang. Satu ekor ditemukan mati. Tim saat ini sudah berada di lokasi. Sejumlah langkah sudah kita ambil,” kata Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Ade Putra.

1. Petugas patroli seminggu cari harimau

Harimau Sumatra di Agam Mengganas, 2 Kerbau Warga Jadi Mangsa  Petugas BBKSDA menunjukkan foto Kondisi Sri Nabilla, Harimau Sumatra Betina yang dievakuasi karena masuk ke pemukiman warga di kawasan Tapanuli Selatan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Menurut Ade, meskipun kandang jebak sudah dipasang, namun hingga hari ini, Rabu (21/4/2021), harimau tersebut belum ditemukan. Bahkan jejak-jejaknya pun baik di sekitar permukiman warga maupun di sekitar kandang jebak tidak terlihat.

Disinyalir, harimau Sumatra ini sudah kembali masuk ke habitatnya. Meski demikian, patroli akan terus dilakukan hingga hari Minggu mendatang. 

“Belum ada jejak baru ditemukan sejak kita pasang kandang jebak. Patroli dan identifikasi lapangan masih kita lakukan. Proses evakuasi mengunakan kandang jebak ini kan selama satu pekan. Jika dalam kurun waktu itu tidak tertangkap atau jejak baru tidak lagi ditemukan, maka kandang jebak dibongkar kembali,” ujar Ade, Rabu.

2. Aksi harimau mengganas sudah terjadi sejak Maret 2020

Harimau Sumatra di Agam Mengganas, 2 Kerbau Warga Jadi Mangsa  Nadia, harimau betina Melayu berumur 4 tahun di Kebun Binatang Bronx, yang menurut pihak kebun binatang teruji positif terinfeksi virus corona (COVID-19) muncul pada foto tanpa tanggal yang disediakan Kebun Binatang Bronx di New York. (ANTARA FOTO/WCS/Handout via REUTERS)

Ade menduga, harimau Sumatra itu muncul sampai ke permukiman warga karena beberapa faktor, di antaranya perambahan hutan yang mengganggu habitat harimau dan berkurangnya pakan akibat aktivitas perburuan.

“Perambahah hutan dan aktivitas berburu juga menjadi faktor konflik terjadi,” tutur Ade.

Masih kata Ade, aksi harimau mengganas di lokasi tersebut sudah berulang kali terjadi. Pertama pada Maret dan kedua September tahun lalu dengan total lima kerbau dan tiga ekor kambing jadi korban. Teranyar, Jumat 16 April lalu, dua ekor kerbau jadi korban. Karena itulah diputuskan harimau ditangkap.

“Mengingat konflik yang berulang di lokasi ini, maka kita putuskan untuk memasang kandang jebak,”ujar Ade.

3. Upaya penghalauan menjadi prioritas

Harimau Sumatra di Agam Mengganas, 2 Kerbau Warga Jadi Mangsa  Petugas BKSDA Resor Agam saat melakukan patroli penghalauan Harimau Sumatra. IDN Times/Andri NH

Ade menjelaskan, untuk menangkap si Raja Rimba itu pihaknya memasang dua unit kandang jebak di lokasi yang berbeda. Masing-masing satu ekor kambing menjadi umpan yang diletakkan di dalam kandang jebak itu.

“Dua unit kandang jebak sudah kita pasang. Jaraknya 1,5 kilometer. Kita kasih umpan kambing. Bau kambing ini kan menyengat. Harapannya bisa memancing harimau itu keluar dan masuk ke kandang jebak yang kita pasang,” kata Ade.

Meski sudah memasang dua unit kandang jebak, BKSDA Resor Agam tetap memprioritaskan pengusiran atau penghalauan. Sejak kandang jebak dipasang pada Minggu 18 April 2021 hingga hari ini, Rabu 21 April 2021, pihaknya terus melakukan penghalauan dengan cara patroli di sekitar area konflik.

“Sebaik-baiknya upaya penanganan konflik adalah penghalauan atau pengusiran. Maka dari itu, meski sudah kita pasang kandang jebak, kita tetap lakukan patroli dan penghalauan,” tutup Ade Putra.

Baca Juga: Tangkap Harimau Sinka Zoo yang Lepas, Petugas BKSDA Tak Tidur 36 Jam 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya