Ilustrasi pekerja menata minyak goreng curah yang sudah dikemas kantong plastik di salah satu agen penjualan minyak goreng curah. (ANTARA FOTO/Patrik Cahyo Lumintu)
Dari ketiga gudang milik produsen tersebut, ditemukan minyak goreng kemasan merek Parveen sebanyak 1.121 kotak, kemudian di gudang kedua merek Parveen sebanyak 1.184 kotak, dan minyak goreng Bimoli sebanyak 25.361 kotak.
"Sedang kami dalami. Senin (21/2/2022) akan kami undang untuk klarifikasi. Soal penimbunan atau tidak nanti diketahui. Kalau benar tentu dihukum," kata John.
Sementara, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut Naslindo Sirait di Medan kepada ANTARA, Sabtu (19/2/2022), mengatakan sudah meminta produsen untuk menyalurkannya ke pasaran. Sebab, terjadi kelangkaan.
"Mereka coba negosiasi sesuai kemampuan kami. Saya bilang Anda gak usah negosiasi begitu, saya bilang Anda gak usah, salurkan saja ke lapangan, di lapangan kosong. Saya akan panggil dan surati dia untuk kita rapat," ungkap Naslindo.
Satgas Pangan, ujar Naslindo, akan mendalami mengenai waktu penyimpanan minyak goreng tersebut.
"Data itu saya minta juga (stok berapa lama tersimpan), tidak bisa mereka ngasinya. Saya minta data kapan terakhir mengirim ke lapangan. Harusnya dengan kondisi langka itu bisa terserap, itu aja disalurkan mereka sudah terserap, gak ada alasan masyarakat sekarang masih susah mencari minyak goreng," katanya.
Pihaknya juga akan mengecek produsen-produsen minyak goreng lainnya di Sumut untuk mengetahui apakah ada temuan serupa.