Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya sih...

  • Wamendagri menduga turunnya partisipasi Pilkada 2024 karena kejenuhan masyarakat setelah Pilpres, Pileg dan Pilkada berdekatan.
  • Bima Arya menyebut faktor lain yang menurunkan angka partisipasi, seperti calon kepala daerah bukan berasal dari wilayah asalnya.
  • Charta Politika mencatat penurunan angka pemilih di Pilkada DKI Jakarta 2024, hanya 58 persen dari sebelumnya 70 persen pada 2017.

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya, menduga turunnya angka partisipasi pada Pilkada serentak 2024, karena masyarakat jenuh waktu Pilpres, Pileg dan Pilkada berdekatan. Meski demikian, Kementerian Dalam Negeri saat ini masih menunggu data resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) terlebih dulu.

"Ya, memang masih kita tunggu data dari teman-teman KPU secara keseluruhan. Memang di beberapa daerah terlihat sekali menunjukkan angka yang berbeda, yang lebih rendah. Ya, mungkin juga ini dikarenakan ada kejenuhan antara pelaksanaan pileg pilpres dengan Pilkada, terlalu berdekatan. Mungkin juga karena faktor-faktor lain," ujar Bima di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/12/2024).

Editorial Team

Tonton lebih seru di